Selasa, 29 Juni 2010

INDUSTRI RUMAH TANGGA HARUS BERSERTIFIKAT

Magetan - MN
Sulitnya mendapatkan pekerjaan disektor formal memaksa mayarakat harus berusaha sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.Salah satu bidang yang digeluti mayarakat adalah industri makanan dan minuman hasil olahan sendiri. Dari catatan Dinas Perindang Magetan, saat ini tercatat lebih kurang 2.180 unit usaha. Dengan tenaga kerja hingga 5.785 orang. Sedangkan nilai produksinya sendiri mencapai 268,42 milyar per tahunnya. Diterangkan Ir. Rahmat Edi, Kabid Perindustrian, industri mamin ini merupakan salah satu komodite unggulan. Keberadaannya tersebar diseluruh wilayah Magetan dengan berbagai jenis, bentuk,rasa dan kemasan. “ Potensi ini perlu didorong terus dan dikembangkan.karena memiliki nilai yang strategis. Meningat Magetan sebagai daerah tujuan wisata”, jelasnya. Guna melindungi hak cipta dan meningkatkan kepercayaan konsumen, maka industri rumah tangga yang ada ini harus memiliki sertifikat Produk Industri Rumah Tangga (PIRT). Pencantuman nomor PIRT, menurut Edi,merupakan kewajiban setiap pelaku industri kecil makanan dan minuman. Karena bila sudah memiliki sertifikat akan meningkatkan peluang dan pengembangan pasar. Selain itu, bila sudah mencantumkan PIRT, pengusaha harus melaksanakan proses produksi makanan dan minuman yang sehat. Sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Terkait sertifikasi industri ini, diakui Rahmad Edi, belum sepenuhnya bersertifikat. Sementara bagi yang sudah bersertifikat akan ditinjau ulang setiap dua tahun sekali. Arifin Kurniawan.

BANTAH ADA PUNGLI SERTIFIKASI

Magetan - MN
Proses kelulusan sertifikasi bagi guru guru di Magetan. diwarnai adanya isu “ bayar 1 juta”. Jika guru yang bersangkutan ingin lulus sertifikasi. Rumornya, adanya biaya ini diberlakukan menjelang pengumuman kelulusan. Dikonfirmasi kebenaran soal ini, Kasie Ketenagaan, Dindik Magetan, Suwoto menyatakan hal itu tidak benar samasekali. Karena semua proses untuk sertifikasi ini dilakukan oleh Universitas Negeri Malang. Jadi tidak mungkin pihak pihak luar, seperti dari Magetan misalnya, mampu mempengaruhi keputusan penguji. “ Itu nggak benar, nggak ada bayar seperti itu. semua proses ini ditangani oleh UN. Kita nggak bisa pengaruhi dalam bentuk apapun”, jelas Suwoto. Malah, lanjut Suwoto, sebelum pihaknya mengumumkannya, para guru ini sudah bisa lihat hasilnya lewat internet. Apa yang tercantum dalam internet itu, hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. ‘ Mereka sendiri saja sudah bisa lihat hasilnya lewat internet kok. Jadi tidak mungkin kami bisa mengatur siapa siapa yang lulus atau tidak lulus”, katanya lagi. Suwoto meminta orang yang menyebarkan rumor ini bisa tunjuk hidung, jika benar ia dimintai uang satu juta. Dengan demikian akan jelas semuanya. “ Staff saya pun juga telah saya warning, untuk tidak main main. Maka, jika benar ada yang bayar untuk itu, silahkan ditunjukkan orangnnya”, ujarnya lagi. Ia menduga kemungkinan isu ini disebarkan oleh guru yang tidak lulus sertifikasi. “Mungkin seperti demikian, ini dilakukan oknum yang tidak lulus. Karena kecewa, lalu menyebarkan isu seperti ini”, jelasnya. Arifin Kurniawan.

PELAKU USAHA WAJIB MILIKI NOMOR CUKAI

Magetan - MN
Salah satu sumber pendapatan asli daerah adalah dari hasil bagi cukai. Jumlahnya pun tidak sedikit. Bisa mencapai milyaran rupiah untuk setiap daerah. Potensi pendapatan cukai terbesar adalah dari industri rokok. Namun demikian pendapatan cukai ini bisa saja menurun. Seiring dengan merebaknya rokok rokok ilegal diberbagai daerah. Seperti Magetan, pada tahun ini merndapatkan dana bagi hasil cukai sebesar 5,5 milyar lebih. “ Dana tersebut kita alokasikan ke enam SKPD untuk untuk mendukung kegiatan yang berkaitan dengan tembakau dan industri rokok”, jelas Bupati Magetan, Sumantri. Dengan potensi seperti ini, lanjut Sumantri, setiap orang yang menjalankan usaha dibidang cukai, diwajibkan memiliki NPPBKC (Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai).Perlunya pembebanan ini demi keadilan dan keseimbangan. Sebab ,barang kena cukai itu bersifat dan berkarakteristik. Sehingga pengkonsumsiannya perlu dikendalikan. Peredarannya pun juga harus diawasi.Strategi pengawasanya dilakukan dengan instrumen tarif, regulasi praktis, sosialisasi, sanksi administrasi dan sanksi pidana.” Maka, semua pengusaha barang kena cukai harus memahami segala ketentuan dibidang cukai, profesional dan jujur”, terangnya. Sedangkan kepada masyarakat selaku konsumen barang kena cukai, diharapkan memahami apa itu barang kena cukai. Serta pengaruhnya terhadap kesehatan dan lingkungan. Seperti diketahui, di Magetan banyak ditemui rokok rokok hasil produksi industri rumahan. Kondisi ini jelas merugikan pemerintah. Karena rokok rokok tersebut tanpa cukai. Peredarannya pun juga akan mengganggu kinerja serta pasar rokok legal. Sementara keenam SKPD yang mendapat dana tersebut, besarnya masing masing SKPD tidak sama. Badan lingkungan Hidup mendapat 850 juta. Dana tersebut digunakan untuk pembinaan lingkungan didaerah kawasan industri dan daerah penghasil tembakau. Dinas Perindustrian dan perdagangan sebesar 2 milyar. Dana tersebut digunakan untuk pembinaan IKM, pengawasan rokok ilegal dan pembentukan kawasan industri rokok. Lalu Dinas Kehutanan dan perkebunan mendapat 770 juta. Digunakan untuk pembinaan petani tembakau. Dinas Sosial Nakertrans mendapat 500juta. Digunakan untuk pemberian bantuan ternak kambing bagi pekerja dilingkungan IKM. Serta untuk pembinaan petani tembakau. Dinas Kesehatan mendapat 1,2 milyar, digunakan untuk renovasi kilinik paru paru, pengadaan alat kesehatan dan obat obatan penyakit paru paru. Juga untuk sosialisasi bahaya merokok disekolah dan pembangunan smoking area. Arifin Kurniawan.

BARU AKAN PELAJARI PERKARA MASUK

Magetan - MN
Jabatan Kapolres Magetan telah beralih tangan. Dari pejabat lama AKBP Jakup Prajoga diganti oleh AKBP Awi Setiyono. Pejabat lama selanjutnya menempati pos barunya sebagai Kapolres Gresik. Sedangkan penggantinya, Awi Setiyono sebelumnya menjabat Kapolres Aceh Selatan. Menandai pergantian pimpinan polisi di Magetan ini dilaksanakan acara Pamit Kenal di Pendopo Surya Graha, Jumat 25/6 lalu. Usai acara, Jakup Prajoga menyatakan, ada beberapa perkara besar yang berhasil ditangani selama dirinya menjabat. Seperti pengungkapan kasus Mutilasi di Sarangan, perampokan disertai pembunuhan sopir rental di Maospati, penangkapan komplotan pembuat uang palsu. Serta perkara perkara kriminal lainnya. “ Itu semua berkat kerja keras semua jajaran polres Magetan”, katanya. Sementara mengenai adanya “PR” yang belum terselesaikan, diakui Jakup Prajoga, memang ada. Namun sekarang ini masih terus ditangani oleh petugas. “ Ya ada, beberapa kasus. Tapi masih terus ditangani oleh aparat kok”,, ujarnya tanpa mau menyebutkan “PR”yang belum terselesaikan. Sementara mengenai sorotan netralitas jajaran Polres Magetan dalam pilkada lalu,dikatakan Jakup, anggotanya mampu bersikap “netral”. “ O ya sangat baik , dapat menjalankan secara demokrasi dengan baik”, katanya. Sedangkan pejabat baru AKBP Awi Setiyono menyatakan, akan meneruskan program program yang telah dijalankan oleh pendahulunya. Karena masa pergantiannya ini dalam pertengahan tahun. Otomatis sebagai pejabat baru, pihaknya akan melanjutkan apa yang telah dijalankan sebelumnya. “ Sebagai pejabat baru, tentu kami akan melanjutkan program kerja yang belum diselesaikan Pak Jakup”, terang Awi. Mengenai skala prioritas, kata lulusan Akpol 1992 ini, ia belum menargetkan. Waktunya akan digunakan untuk mempelajari, mengaudit perkara yang telah masuk. “ Belum ada, waktu satu dua minggu ini kita gunakan untuk mempelajari perkara. Mana yang harus diprioritaskan atau tidak. Akan kita pelajari dulu semua”, jelas pria asal Tulungagung ini. Arifin Kurnniawan.

INVESTOR BATAL TANAM MODAL

Magetan - MN
Keinginan Pemkab Magetan untuk memasarkan produk produk unggulan ke investor nampaknya menemui jalan buntu. Dari sosialisasi kesejumlah investor beberapa waktu yang lalu, hingga kini belum ada tanda tanda bakal menanamkan modalnya di Magetan.Hal ini terkendala karena beberapa sebab. Seperti kuantitas dan kualitas produk, status kepemilikan lahan, dan sarana prasarana pendukung. Salah satu potensi yang diunggulkan, yakni Sarangan, ternyata belum menarik minat investor. Justru mereka tertarik untuk menggarap lokasi outbound yang berada dibawah kendali Perhutani. Demikian diungkapkan, Kabag Perekonomian, Venlly Thomi Nicholas. Dikatakannya, investor tertarik menggarap lokasi outbound dengan dana yang disiapkan sekitar 20 milyar. Namun karena lokasi tersebut milik Perhutani, maka Pemkab tidak bisa berbuat banyak. Jika ingin menggarap lokasi itu harus berurusan dengan pihak Perhutani. “ Mereka tertarik ke lokasi itu. Tetapi lokasi itu berada dilahan perhutani. Jadi kita ya nggak bisa apa apa”, ujarnya. Kalau pihak Perhutani mengijinkan, berarti bisa. Tetapi kalau tidak bisa, ya berarti rencana pengembangan potensi itu mandek. Karena kita ketahui, untuk pembebasan lahan milik Perhutani kan tidak mudah. Perijinannya panjang sekali. Dan rasanya sulit disetuji kalau lokasi itu berada pada status hutan lindung, tambanhya. Sementara untuk potensi lainnya, ternyata belum juga mampu memenuhi keinginan investor. Potensi beras misalnya, sebenarnya cukup besar. Karena tiap tahun mengalami surplus beras. Dan ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk industri tepung. Dari tepung inilah bisa mendukung industri rumahan. Berupa makan olahan atau jajanan khas Magetan. Sebab seperti diketahui, saat ini banyak sekali warga Magetan yang berbisnis membuat kue atau roti. “Kalau bisa kita bangun pabrik tepung di Magetan. Saya yakin akan besar manfaatnya bagi industri makanan yang telah ada selama ini. Karena ketercukupan bahan bakunya”, kata Venlly. Namun sayangnya, meski Magetan terjadi surplus beras, ternyata kuantitas yang ada belum mampu untuk mencukupi kebutuhan sebuah industri. Sebab sekali melakukan proses pembuatan tepung dibutuhkan puluhan ribu ton beras. Sedangkan untuk menggarap Sarangan , menurut mantan kabag Humas ini,mungkin karena masih terkendalanya sarana transportasi. Karena Magetan dikenal sebagai kota buntu. Meski sekarang sudah ada jalan tembus, nampaknya belum mampu menarik investor. Mungkin akan berbeda jika kelak Magetan, khususnya Sarangan, tidak lagi sebagai jalur buntu. Karena jika jalur baru ini sudah final semua,bisa digarap sebuah paket kunjungan wisata. Seperti dari Solo ke Tawangmangu dan Sarangan. “ Kalau sarana jalan sudah mendukung, mungkin akan ada perkembangan soal wisata ke Sarangan”, katanya. Arifin Kurniawan.

Selasa, 22 Juni 2010

DUNIA MAYA BERDAMPAK NEGATIF PADA MENTAL PELAJAR

Magetan, MN
Perkembangan tekhnologi yang semakin berkembang diiringi dengan kebejatan moral. hal ini nampak jelas ketika dunia Internet menjamur diberbagai kalangan, baik kalangan anak – anak dibawah usia 17 tahun maupun kalangan dewasa. Berangkat dari informasi yang diperoleh dari internet ternyata mereka memperoleh pengalaman atau pelajaran baru yang seharusnya tidak di pertontonkan secara bebas.
Beberapa waktu terakhir setelah muncul berita tentang dugaan adegan sex wajah yang menyerupai Ariel – Luna dan Cut Tari. Berita tersebut kini menjadi buah bibir masyarakat mulai kalangan bawah hingga kalangan elit.
Menyikapi hal demikian Pemuda Muhammadiyah Magetan M. Khosim menghimbau kepada para orang tua agar pro aktif dalam pengawasan terhadap anak – anaknya agar tidak terjerumus kedalam lembah kenistaan. Karena berdasarkan survey dilapangan 90 % anak – anak usia SLTP keatas sudah tidak asing lagi dengan dunia sex. Mereka memperoleh informasi atau pelajaran tersebut dari dunia maya Internet. Karena pada umumnya anak sekolah sekarang sudah punya HP yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Dampak dari informasi tersebut bisa kita lihat, pemandangan malam dilingkup GOR Ki Mageti pada malam hari khusunya malam libur diwarnai sepasang sejoli yang memadu kasih dan pada umumnya usia mereka masih usia SLTP. Pemandangan yang lebih hina lagi ada seorang gadis berkerudung melakukan hal yang hina tersebut dengan rasa tidak berdosa, seperti yang telah terjadi di Ponorogo tepatnya di masjid Keniten seorang gadis berjilbab yang notabene guru ngaji yang juga tamatan Pondok kota santri yang melakukan perbuatan zina di tempat wudlu dengan seorang lelaki yang juga guru ngaji. (Rudi)

PENGUSAHA KELUHKAN RENCANA KENAIKAN TARIF DASAR LISTRIK.

Magetan, MN
Menjelang kenaikan tarif dasar listrk (TDL) untuk golongan 1300 KV ke atas banyal menuai kritikan dan keluhan terutama bagi pengguna hasa ini. Biasanya pengguna tariff ini adalah para pengusaha kecil dan menengah seperti foto copy, warnet dan juga bebrapa pengusaha Hotel-hotel melati di Magetan.
Dengan adanya rencana kenaikan mulai 1 Juli 2010 secara akan menambah beban biaya operasional. Seperti yang di katakan Agus pengusaha jasa foto copy dan rental computer ketika dimintai tanggapannya terkait kenaikan tariff dasar Listrik mengatakan imbas kenaikan tariff listrik maka kebutuhan juga akan meningkat dan juga mempenagruhi biaya opersional. Dan solusinya dengan terpaksa saya akan menaikkan tariff foto copy dan juga tarif pengetikan.”saya tidak setuju bila tariff jadi dinaikkan,” ujar Agus. Lebih lanjut Agus berharap pemerintah untuk meninjau kembali rencana kenaikan tarif ini. Karena bagaimanapun tetap berdampak kepada pengusaha dan juga masyarakat secara umum.
Ditempat terpisah Eric yang bergerak di bidang percetakan mengatakan secara otomotis biaya operasional juga naik dan juga akan menaikkan tariff percetakan dan setting.
Kebutuhan bahan pokok yang semakin meningkat juga akan menambah beban para pengusaha ini dan juga masyarakat. Mereka harus mengeluarkan uang ekstra demi menutup kebutuhannya. (Antok)

HASIL PANEN MEROSOT PETANI TERANCAM MERUGI

Magetan, MN
Sebagai negara agraris Indonesia mayoritas penduduknya sebagai petani. Sebagai penghasil beras sebagai bahan pokok dalam kehidupan sehari-hari.Tetapi akhir-akhir ini seakan kehidupan petani selalu dirundung duka. Mulai sulit dan mahalnya harga pupuk, merosotnya hasil panen dan banyaknya hama yang menyerang.
Tak terkecuali petani di daerah Magetan. Musim panen sekarang ini banyak petani yang terancam rugi. Hal ini diakibatkan oleh merosotnya hasil panen ditambah anjloknya harga jual gabah. Suratno salah seorang petani di Nguntoronadi mengatakan turunnya hasil panen saat ini disebabkan tumbuhnya padi tidak sempurna karena cuaca tidak menentu serta curah hujan yang tinggi.Akibatnya bulir padi tidak bisa terisi dengan penuh dan berwarna kehitam-hitaman istilahnya dalam bahasa Jawa padi menjadi “gabug”. Selain itu daun padi juga cepat mengering sebelum padi tua.
Penurunan hasil panen mencapai 20-30% bahkan ada yang mencapai penurunan hampir 50%.Satu bidang sawah sekitar 100 are luasnya biasa menghasilkan sekitar 10-11 kwintal kini rata - rata hanya mendapatkan 6-8 kwintal. Itupun masih harus dipotong upah dari pekerja yang memetik padi.
Penderitaan petani semakin lengkap ketika harga gabah ikut-ikutan merosot. Saat ini harga gabah dari sawah sekitar 170-190 ribu per kwintal. Untuk gabah kering giling sekitar 270-290 ribu per kwintal.Padahal pada musim panen lalu pernah mencapai 345 ribu per kwintalnya. Kini mereka hanya bisa berharap pemerinyah segera turun tangan untuk segera mengatasi merosotnya harga gabah sehingga para petani tidak merugi terlalu banyak. Apalagi sebentar lagi juga memasuki musim tanam dan biayanya pun juga diambil dari hasil penjualan gabah tersebut. ”Kalau harga gabah tetap seperti ini,mana bisa mengerjakan sawah kembali” ujar Suratno pasrah.(Rudi)

Jumat, 11 Juni 2010

MAGETAN RAIH ADIPURA KE LIMA

Magetan, MN
Kabupaten Magetan kembali berhasil meraih predikat kota kecil terbersih untuk ke lima kalinya. Tropi Adipura diterima langsung Bupati Magetan, Sumantri, di Jakarta, Selasa 8/6 kemarin. Predikat sebagai kota kecil terbersih tingkat nasional, diraih Magetan sejak tahun 2006 lalu. Demikian disampaikan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Magetan, Saif Muchlissun. Prestasi ini, menurut Saif Muchlissun, adalah hasil kerja keras petugas kebersihan PemkabMagetan. Serta dukungan nyata dari seluruh mayarakat Magetan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungannya. Saat ini, untuk membersihkan kota magetan, ditangani oleh 194 orang. Dengan didukung dengan sarana kendaraan pengangkut sampah. Setiap hari petugas tersebut melakukan penyapuan sebanyak dua kali. Yakni pagi dan sore hari. Volume sampah yang bisa terangkut setiap aharinya mencapai 85 meter kubik. Sampah terbanyak didapat dari TPS(Temapt Penampungan Sementara) dilingkungan pasar. “ Untuk mencapai ini, dibutuhkan komitmen semua pihak untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan”, jelasnya. Sebab untuk mendapatkan predikat ini tidaklah mudah. Karena penilaiannya sendiri dilakukan dalam tiga tahap dalam satu tahun. “Kepedulian menjaga kebersihan bisa dimulai dari rumah, lingkungan sekitar, dan lingkungan perkantoran pemerintah maupun swasta”, pungkasnya. Arif

SMK YKP TERIMA BANTUAN MESIN PRAKTEK

Magetan, MN
Perkembangan sekolah kejuruan semakin meningkat. Seiring dengan itu, tuntutan kualitas lulusan pun juga semakin tinggi. Menjadi kewajiban sekolah untuk terus meningkat kualitas lulusannya agar benar benar siap bersaing didunia kerja. Selain kualitas SDM pengajarnya, sarana dan prasarana praktek siswa juga sangat menentukan. Baru baru ini SMK YKP Magetan menerima bantuan hibah dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Berupa 8 unit mesin kendaraaan, baik roda dua maupun roda empat. Yakni Engine Stan Toyota EFI, Power Window, Power Stering, Transmisi mobil matic, Pengapian CDI Mobil, sepeda motor 4 tak dan sepeda motor matic. “ Ini menjadi bukti, bahwa sekolah kami dipercaya oleh pemerintah Propinsi Jawa Timur”, ungkap Pupung Purnomo, Ketua Yayasan Karya Pembangunan, yang mengelola SMK tersebut. Dilanjutkan Pupung, dengan bantuan mesin praktek ini tentu saja akan menjadikan semangat belajar mengajar disekolahnya menjadi meningkat. Pihaknya optimis mampu melahirkan lulusan yang berkualitas. “ Dengan bertambahnya sarana praktek, kami yakin pengetahuan dan kemampuan anak anak akan makin meningkat”, katanya. Ungkapan senada juga disampaikan Kepala Sekolah SMK YKP, Siswo Purwanto. “ Adanya sarana tambahan ini tentu saja,anak anak akan lebih meningkat pengetahuannya”, katanya. Sebab selama ini sekolah yang dipimpinnya telah memiliki sarana praktek yang memadai. Dengan demikian siswa pun tak ketinggalan informasi dan pengetahuan soal soal mesin. “ Yang jelas hal ini merupakan kepercayaan dari pemerintah kepada kami sebagai penyelenggara pendidikan”, kata Siswo Purwanto. Diungkapkan lagi, kepercayaan itu tidak salah alamat. Jika ditujukan ke SMK YKP Magetan. Mengingat, sekolahnya saat ini memiliki program program keahlian yang menunjang didunia kerja. Seperti Teknik Mesin perkakas, Teknik Mekanik Otomotif. Selain itu program lain yang dimiliki antara lain Teknik Elektronika Audio Video dan Teknik Komputer Jaringan. Arif

PEMINAT PERANGKAT DESA MEMBLUDAK

40 Orang, Perebutkan 2 Jabatan
Magetan, MN
Minat untuk menjadi perangkat desa bisa jadi menjadi harapan banyak warga. Namun demikian ada juga yang enggan untuk mendaftarkan diri. Sebaliknya pula banyak juga yang berminat untuk menjadi abdi pelayan masyarakat desa tersebut. Jika minggu lalu peminat untuk 2 jabatan didesa Ngadirejo, Kawedanan hanya 4 orang, berbeda dengan desa Nguntoronadi, Kec. Nguntoronadi. Untuk 2 jabatan yang sama, didesa ini ada 40 orang pendaftar. Terdiri dari 14 calon Kamituwo dan 26 calon Sambong. Ditengarai, membludaknya pendaftar, karena bengkok yang dikelola oleh perangkat desa Nguntoronadi sangat menjanjikan. Baik luasnya maupun kualitas tanahnya. Tes seleksi dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Juni kemarin. Bertempat dibalai desa setempat dengan pengawasan yang cukup ketat. Baik dari panitia, pemantau dan aparat keamanan. Termasuk tim pembuat soal ujian dikarantina disalah satu ruang kantor desa semalaman. Tim pembuat soal baru “dibebaskan”setelahh peserta selesai mengerjakan soal. “ Ini demi menciptakan suasana yang fair. Tidak ada kecurigaan adanya pembocoran kunci jawaban”, terang Sihmadi, Wakil Ketua Panitia. Selain mengamankan tim pembuat soal, koreksi jawaban peserta pun juga dilakukan secara terbuka. Sehingga masyarakat, dan terutama peserta sendiri bisa langsung tahu hasil jawabannya. Selesai mengerjakan, peserta menempelkan lembar jawabannya dipapan yang telah disediakan. Setelah itu, koreksi dimulai dengan panitia yang membacakan kunci jawabannya.Diikuti peserta yang memegang lembar jawabannya sendiri. Didampingi saksi dan pengawas dengan sistem silang. “ Dengan sistem ini, maka peserta maupun saksi dan masyarakat bisa langsung tahu hasil jawaban masing masing calon”, tambah Sihmadi. Dari hasil koreksi jawaban ini, dicari nilai jawaban tertinggi. Yang mendapat nilai tertinggi inilah yang berhak menduduki jabatan tersebut. “ Jadi benar benar terbuka dan fair”, tandas Sihmadi. Pada akhirnya terpilih satu orang dari masing masing jabatan. Yakni Feppy untuk Kamituwo, dan Sumantri untuk Sambong. Arif

Family & Friends of Magetan News Team