Magetan, MN
Potensi jeruk Pamelo Magetan menarik perhatian kalangan pelajar dari luar kota. Seperti yang dilakukan oleh pelajar beserta guru dari SMPN 2 Taman, Sidoarjo. Diantara lokasi kunjungan study tournya hari Minggu lalu di Magetan, mereka menjadwalkan mampir kekebun jeruk Pamelo milik H. Sudino, desa Bandar, Sukomoro. Mereka tidak hanya melihat lihat tetapi juga membelanjakan uang sakunya untuk memborong jeruk Pamelo. Dengan memilih dan memetik sendiri langsung dikebun tersebut. “ Ini terobosan baru bagi kami untuk memasarkan jeruk ini”, ungkap Sudino pemilik kebun. Jika biasanya jeruk unggulan magetan ini dipasarkan lewat pedagang luar kota, kali pihaknya mencoba dengan mendatangkan warga masyarakat untuk langsung memilih dan memetik sendiri jeruk yang ingin dibeli. Selain berorientasi pada bisnis, kunjungan ke kebun bisa juga sebagai praktek atau study lapangan bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan study tour yang hanya berkunjung ketempat wisata mulai bisa diarahkan ketempat tempat agrowisata seperti kebun jeruk Pamelo ini, terang Ketua Assosiasi Pamelo Magetan ini. Terobosan ini bakal terus dilanjutkan, mengingat potensi pendapatan petani jeruk yang tersebar di empat kecamatan bisa meningkat. Pemilik bisa menghemat waktu ,tenaga dan biaya operasional dalam memasarkan jeruk ini. Meski demikian, pola lama dalam pemasaran masih tetap juga dijalankan. Yakni bekerjasama dengan pedagang besar dari kota Jakarta dan Bandung. Saat ini ,pihaknya telah menjalain MOU dengan sejumlah pedagang besar darikedua kota tersebut untuk membeli jeruk dari Magetan. Sementara untuk pengembangan wilayah pemasarannya, APM juga rajin mengikuti lelang dan pameran dikota kota besar. Diharapkan dengan makin luasnya daerah pemasaran, volume penjualan jeruk ini juga bisa meningkat. Dan pihaknya juga yakin akan memenuhi permintaan pembeli dalam jumlah besar. Sebab luas wilayah dan buah yang dihasilkan sekali panen, omsetnya bisa mencapai 50 milyar. “ Mungkin gak percaya kalau omset jeruk Pamelo mencapai segitu. Tapi kenyataannya demikian, satu desa saja bisa mencapai kira kira 3 sampai 5 milyar”, jelas Sudino. Pengembangan jeruk ini tersebar diempat kecamatan. Seperti Bendo, Takeran, Sukomoro dan Kawedanan. Arifin Kurniawan.