Magetan. Orde reformasi yang membuka kran demokrasi tanpa batas bisa membuka peluang bangkitnya paham paham atau ajaran yang tidak sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Termasuk diantaranya paham dan ajaran komunis yang sempat tumbuh dan berkembang di Indonesia. Komunis seakan sudah menjadi harga mati untuk tidak boleh ada lagi di negeri ini.
Berbagai upaya telah ditempun Negara untuk memberantas bangkit dan kembalinya komunis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Namun demikian bila masyarakat sendiri tidak waspada, ajaran tersebut bisa memasuki sendi sendi kehidupan masyarakat. “Paham komunis selalu memutarbalikkan fakta yang ada. Apa yang diajarkan bertentangan dengan kenyataan yang dipraktekkan”, ungkap Komandan Kodim 0804 Magetan, Letkol Inf. FX Giyono. Menurutnya ada tiga ajaran yang selalu digembor gemborkan oleh komunis. Namun ajaran itu sendiri bertolak belakang dengan prakteknya dilapangan. Ada tiga hal soal ajarannya ini, yang biasa disebut “tiga dusta”. Pertama, komunis menyatakan diri tidak ateis. Kedua, komunis adalah pejuang HAM, dan ketiga komunis adalah pro demokrasi. “ Pada prakteknya, kita tahu semua bahwa hal itu tidak terbukti. Mereka melakukan pembunuhan, penindasan dan perbuatan keji lainnya”, terang FX Giyono. Aksi aksi kejamnya diberbagai Negara sudah menjadi bukti bahwa apa yang dilakukan oleh kaum komunis nyata nyata tidak berketuhanan, tidak menghargai hak orang lain dan tidak berdemokrasi. “ Untuk itu kita semua dituntut selalu waspada terhadap setiap upaya upaya munculnya paham komunis itu lagi”, tandasnya. Jika sekarang di Indonesia saat ini sudah tidak ada lagi PKI, bukan berarti masyarakat terus lengah dan tidak waspada. Namun harus tetap mewaspadai setiap ajaran ajaran yang disampaiakan oleh siapapun. Bila ada hal ahal yang sekiranya “nganeh anehi”. Apalagi bertentangan dengan nilai nilai Pancasila. “ Organisasi PKI memang sudah tidak ada. Tapi paham dan ajarannya bisa muncul lagi”, ujar Dandim. Apalagi paham komunis bukan hanya di Indonesia, paham komunis adalah paham yang sudah mendunia. Dengan kemajuan informasi dan teknologi bisa saja, ajaran itu disebarluaskan lewat dunia maya. Seperti lewat internet dan alat alat informasi elektronik lainnya. Lebih lebih lagi komunis selalu berprinsip untuk menghalalkan segala cara guna mencapai tujuannya. “Sekali lagi kita semua harus waspada. Paham itu kan tidak kelihatan. Tetapi tertanam dalam pikiran”, pinta Dandim. Berkaitan dengan peringatan Kesaktian Pancasila, Dandim mengingatkan bahwa peringatan kesaktian Pancasila adalah bukan Pancasilanya yang sakti. Tetapi nilai nilai Pancasila itulah yang benar benar mampu melindungi masyarakat dalam berketuhanan, berkeadilan, bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. “ Nilai nilai Pancasila itulah yang harus diaplikasikan. Jika hal itu tidak diaplikasikan, maka Pancasila itu tidak menjadi sakti lagi”, terangnya. Arifin Kurniawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar