Jumat, 30 April 2010

UPAYA PELESTARIAN SUMBER MATA AIR

Magetan, MN
Tidak bisa di pungkiri bahwa sumber mata air yang berada di lereng Gunung Lawu makin hari makin menurun seiring setelah sering terjadinya kebakaran pada musim kemarau dan beberapa titik yang mengalami kelongsoran. Untuk mengantisipasi semakin parahnya persoalan yang muncul, bersamaan dengan peringatan hari air sedunia PDAM Magetan dalam memberikan penyaluran air bersih kepada masyarakat baru-baru ini mengadakan penghijauan di lingkungan mata air di lereng Gunung Lawu.
Menurt Sofyan, ST, MM mengatakan hutan merupakan penyangga utama air baku PDAM sehingga sangat perlu di jaga kelestarianya. “ Program kelestarian hutan di laksanakan setiap tahun, untuk tahun ini pihak PDAM bekerja sama dengan perhutani/KB KBH Lawu Selatan.” Terang Sofyan.
Di jelaskan Sofyan, Program pengijauan telah menjadi komitmen PDAM Kabupaten Magetan dalam kontribusinya untuk selalu menjaga keseimabngan alam dan kelestarian sumber mata air, dan juga untuk pemberdayaan masyarakat yang ikut serta dalam penanaman bibit pohon keras produktif, seperti Durian, Alpokat dan Petai.
Sementara untuk kegiatan penghijauan adalah jenis tanaman yang dapat menyerap air, di antaranya Kina dan Tristania.
Bupati Magetan Drs. H. Sumantri, MM saat pencanangan penghijauan mengharapkan akan menumbuhkan sikap dari masyarakat dalam menjaga kelestarian air dan lingkungan, karena kelestarian lingkungan sumber air sangat menetukan
kelangsungan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas pelayanan PDAM kepada masyarakat. “ Kepada masyarakat sekitar sumber utama lingkungan Gondangan Gede agar membantu pengamanan, pelestarian dan ikut mejaga lingkungan sumber agar lestari dan bermanfaat bagi anak cucu.” Harap Sumantri. (tok)

HASIL UAN DI UMUMKAN, 274 SISWA SMA-SMK HARUS MENGULANG

Magetan, MN
Paska pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) merupakan waktu yang penuh pertanyaan di antara lulus dan tidak bagi peserta didik yang mengikutinya.Dari bebarapa pertanyaan yang muncul terjawab sudah setelah Kementerian Pendidikan Nasional Kabupaten Magetan mengumumkan hasil UAN yang di laksanakan pada tanggal 22 hingga 25 Maret 2010 lalu.
Menurut Kepala Kementerian Pendidikan Nasional Kabupaten Magetan melalui hasil release Kabag Humas dan Protokoler Kabupaten Magetan Saif Muclisun, S.Sos, MM mengatakan pengumuman UAN tingkat SLTA di Magetan di laksanakan pada hari Senin 26 April 2010, jumlah peserta UAN dari siswa SMA sebanyak 2872 siswa, dengan angka kelulusan sebesar 96,87% atau 2.781 siswa, adapun dari 91 siswa lainya mengulang.
Dari 2.968 siswa SMK dengan angka kelulusan sebesar 93,83% atau 2.785 siswa, dan 183 siswa lainya harus mangulang.
Menurut Muclisun mekanisme pelaksanaan pengumuman akan di laksanakan melalui pemberitahuan dengan mendatangi rumah masing-masing siswa dan melalui pengumuman lewat radio-radio dan website.
Dari 274 siswa tersebar ke seluruh SMA dan SMK di Kabupaten Magetan di ataranya adalah SMAN I Parang, SMAN I Sukomoro, SMAN I Karas, SMAN Barat, SMA PGRI Maospati, SMAN I Plaosan, SMA Darul Ulum Poncol, SMK Muhammadiyah Panekan, SMK Bonaventura, SMK Panca Bhakti V Parang, SMK Maospati, SMK YKP Magetan, SMK Yosonegoro Magetan, SMK Penerbangan Maospati, SMKN Bendo, SMKN Kartoharjo, SMKN Takeran, SMK PSM II Takeran, SMK II Pancasila, SMK PSM 1 Kawedanan, SMK PSM II Kawedanan, SMK PSM I Takeran, SMK PGRI Kawedanan, SMKN I Magetan, SMK Panca Bhakti Magetan, SMK BPN II Magetan, SMK PGRI I Magetan dan SMK PGRI Maospati.
Dari semua siswa yang mengikuti UAN susulan sesuai rencana akan di laksanakan pada tanggal 10 hingga tanggal 14 Mei 2010. (tok)

Minggu, 25 April 2010

MAYAT DITEMUKAN DI DESA SEMEN

Magetan, MN
Mayat tanpa identitas ditemukan warga nyangkut diatas sampah di pinggir jembatan Jati Ds.Semen kecamatan Nguntortonadi Magetan, hingga menggegerkan warga di sekitarnya.
Penemuan mayat tanpa identitas, Minggu (25/10) ditemukan pertama kali oleh Masaid (48) warga desa Gorang Gareng taji yang sedang mencari kayu bakar dipingir kali. “Saya mau ambil kayu ditumpukan sampah, belum sempat dapat kayu melihat ada mayat, saya langsung lari lapor kepala desa,” ujar Masaid sambil menunjukkan korban yang masih tengkurap di tumpukan sampah.
Polisi yang mendapatkan laporan penemuan mayat tersebut langsung mendatangi lokasi dan melakukan olah lokasi peristiwa, namun identitas mayat belum diketahui.
Kapolres Magetan AKBP Jakub Prayoga saat dikonfirmasi melalui Kapolsek Nguntoronadi AKP Kamto mengatakan, sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian korban dan sampai hari ini juga tidak ada laporan dari warga yang hilang kehilangan anggota keluarganya.
"Tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan dan mayat ditemukan dalam posisi telungkup kesimpulan sementara adalah orang gila itu dilihat daricici korban dengan rambut gimbal dan terdapat rantai namun untuk lebih jelasnya menunggu hasil dari identifikasi," ungkap Kapolsek Nguntoronadi, AKP Kamto.
Mayat yang belum diketahui asalnya tersebut selanjutnya di evakuasi dan dibawa ke RSUD dr.Sayyidiman Magetan untuk mendapatkan visum dan penyelidikan lebih lanjut. rudi

Jumat, 23 April 2010

BUPATI LANTIK SEKDAKAB BESERTA PEJABAT STRUKTURAL LINGKUB PEMKAB MAGETAN

Magetan, MN
Terjawab sudah penantian di masyarakat terkait siapa yang akan mengisi kekosongan kursi jabatan Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan . Kemarin Kamis (22 /04) Bupati Magetan melantik Drs. Abdul Azis, MM sebagai Sekda Baru menggantikan drs .Warsito MM yang telah memasuki masa pensiun. Selain pelantikan Sekda, Bupati juga melantik beberapa pejabat struktural Pemkab Magetan yang mengalami kekosongan.
Abdul Aziz yang sebelumnya menjabat sebagai kepala BKD Pemkab Magetan sekarang dilantik sebagai Sekdakab Magetan. Pada hal rumor sebelumnya jabatan Sekda Magetan akan diisi dari luar Magetan. Tapi rumor tersebut sudah terjawab pada hari ini.

Bupati Magetan dalam Sambutannya mengatakan, ”Pelantikan tersebut sudah dipertimbangkan dan tidak ada rekayasa. Kekosongan beberapa jabatan tersebut memang harus segera diisi agar roda pemerintahan dengan baik".
Usai pelantikan Abdul Aziz mengatakan kalau jabatan adalah amanah yang harus dilaksanakan. Jabatan tidak bisa dipaksakan kalau memang sudah jatahnya pasti akan sampai kepada siapa yang berhak menyandang gelar atau menempati jabatan tersebut. "Kita tidak bisa memilih bapak kita atau kita memilih siapa ibu kita tapi yang namanya jodoh atau partner kita wajib memilih" , ungkapnya serius. Abdul Azis menambahkan , “ Setelah kami menempati kursi jabatan ini kami mengajak seluruh rekan kerja kami dijajaran Pemkab Magetan mari kita satukan visi dan misi kita untuk kemakmuran Magetan. Sehingga dengan adanya kebersamaan dan kekompakan kita didalam kerja bisa enak saling asah asih dan asuh.
Selain pengisian kursi kosong juga ada promosi jabatan salah satu diantaranya Saif Muchlisun S.Sos, MM yang semula menjabat sebagai Kasi di Humas Pemkab Magetan sekarang dipromosikan menjabat Kabag Humas Pemkab Magetan. Saif Muchlisun salah satu kader muda yang dekat dengan rekan wartawan sangat cocok untuk menempati jabatan tersebut . Karena jabatan dikursi tersebut harus fleksible dengan masyarakat dan berbagai pihak. Hal ini disampaikan Drs. Paryono, MM Kadin Bapermas Magetan. (KS)

Rabu, 21 April 2010

KULI KASAR WANITA WARNAI PERINGATAN HARI KARTINI 2010

Magetan, MN
Emansipasi wanita yang sudah di perjuangkan Pahlawan Bangsa Kartini tahun silam mendorong kaum wanita peroleh kedudukan setara kaum laki-laki, seperti upaya peroleh kursi kepresidenan, gubernur, sampai pada anggota legislatif bahkan sampai kuli pangkulpun banyak di lakukan para ibu-ibu.Perjuangan pahlawan wanita saat itu sangatlah berarti khususnya bagi Rata Penuhperempuan, namun sangat di sayangkan peringatan hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April minggu ini kurang mendapat respon sama sekali dari berbagai pihak, baik lingkungan pemerintahan maupun lingkungan kemasyarakatan. Demi peroleh penghasilan bagi keluarga, ibu-ibu yang seharusnya sudah besuka ria dengan buah hati belahan jantung, harus berpeluh-peluh dengan memanggul karung sayur seberat 40 hingga 60 kg tiap hari, dan ini sering di jumpai saat kita datang ke Pasar Sayur Magetan. Tidak kalah dengan kaum Adam, kaum Hawapun rela bekerja jadi buruh kasar demi keluarga, apakah ini merupakan kesamaan Gender ataukah memang sulitnya masyarakat mencari pekerjaan?
Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan ini.
Para ibu-ibu yang bekerja kasar demi menghidupi keluarga rela sekali gendong seberat 50 an kg hanya di kasih upah 1000 hinggga 1500 rupiah, dan ini ia lakukan seharian penuh, sejak pagi hingga sore dengan penghasilan yang sangat minim, di antara 10 hingga 25 ribu rupiah per hari. Seperti di katakan salah satu anggota kuli gendong Pasar Sayur Magetan Poni, ini merupkan pekerjaan rutin tiap hari, “yang penting ada penghasilan walaupun mepet dari pada nggak ada sama sekali” keluh Poni. Selain untuk keluarga, setiap bulanya para kuli gendong juga harus membayar iuran wajib keanggotaan kuli pasar sayur sebesar 5000 Rupiah.( tok )

BPK TEMUKAN ANGGARAN TIDAK WAJAR

Magetan, MN
Ada yang membuat gundah Bupati Sumantri minggu ini. Yakni adanya temuan anggaran yang dinilai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), “tidak wajar”. Pernyataan Sumantri ini disampaikan saat membuka acara Sambang Desa di desa Kentangan. Untuk ini, dirinya meminta satker yang berkaitan agar segera mengkonsultasikan dengan pihak BPK di Surabaya. “ Ada temuan tidak wajar oleh BPK. Agar tidak ramai diluar, saya minta agar segera dikonsultasikan dengan BPK”, tegas Sumantri. Sebab menurut Sumantri, apa yang diberikan BPK tidaklah seperti kenyataan sebenarnya. Dikonfirmasi usai acara, Sumantri melimpahkan ke Kepala Dinas PU dan kepala Dinas Pendapatan. Diungkapkan Samuri, Kadin PU, ada kontrak kerja yang tidak bisa diselesaikan oleh kontraktor sesuai akhir anggaran. Soal anggarannya sendiri, sudah dihitung dan cukup untuk menyelesaikan proyek tersebut. Namun karena tidak selesai sesuai jadwalnya, maka pemkab menganggarkan kembali ditahun anggaran berikutnya. Untuk menutup volume pekerjaan yang tak terselesaikan sebelumnya.“ Karena tidak selesai sesuai tahun anggaran , maka kita menyesuaikan anggaran lagi untuk menutup volume yang belum terselesaikan”, terang Samuri. Pihak kontraktor sendiri, juga telah dikenakan denda sesuai aturan yang ada. Serta jaminan pelaksanaan juga telah ditarik dan disetorkan ke kas daerah. Soal penilaian “tidak wajar” ini kata Samuri sebenarnya telah diterangkan oleh pemkab secara tertulis. Namun akan kembali diterangkan secara langsung pada minggu ini. Dengan mendatangi BPK di Surabaya. “ Itu belum kesimpulan akhir . Makanya akan kita sampaikan penjelasannya secara langsung dengan BPK”, jelas Samuri. Dengan penjelasan langsung dan detail,diharapkan bisa menghapus penilaian tersebut. Karena masih ada waktu satu bulan untuk memperbaiki. Arifin Kurniawan.

Keterangan Foto :

FOTO : SENDIRIAN. Pemasangan Simbol Negara Umumnya Terdiri dari Burung Garuda, Presiden dan Wakil Presiden. Namun Yang Terpasang Di Ruang Badan Musyawarah DPRD Magetan Hanya Burung Garuda dan Presiden SBY. Lalu Kemana Wapres Boediono ?


SAMBANG DESA PERLU PENINGKATAN

Magetan, MN
Untuk ketiga kalinya Pemkab Magetan melaksanakan acara Sambang Desa. Acara yang ketiga ini dilaksanakan di desa Kentangan, Kec. Sukomoro, Jumat 16/4 minggu lalu. Dalam kesempatan ini digunakan Bupati Sumantri untuk mengevaluasi pelaksanaan acara yang dilaksanakan setiap bulannya ini. Menurut Sumantri masih ada kekurangan dalam pelaksanaan Sambang Desa yang telah ketiga kalinya dilakukan ini. Antara lain, masih adanya antrian warga yang ingin mendapatkan pelayanan. Untuk ini Sumantri tidak ingin adanya penilaian dari masyarakat, pelayanan yang diberikan lambat dan kurang memuaskan. Untuk ini satker yang berkaitan diminta untuk meningkatkan SDM dan jumlah petugas yang melayani. Selain itu, juga sarana dan prasarana pendukung pelayanan agar lebih dioptimalkan. “ Untuk pelayanan masih terlihat adanya antrian. Ini agar diperhatikan, kedepan agar tidak terjadi antrian, Sehingga warga bisa mendapatkan pelayanan yang cepat, murah, dan mudah”, tandas Sumantri. Sedangkan untuk tingkat keterlibatan pejabat dalam kerja bakti, Sumantri menilai masih kurang. Maka semua pejabat diingatkan untuk lebih aktif dalam mengikuti semua kegiatan. Tidak lupa juga harus membawa alat kerja bakti yang diperlukan. Sementara untuk acara olahraga, pejabat diingatkan lagi agar tidak sekedar ikut ikutan saja. Tetapi harus benar-benar mengikuti olah raga. Sebagai sarana penyegaran tubuh disela sela rutinitas kerja. Disisi lain, untuk urusan internal pelaksanaan program kerja pemkab, Sumantri menegaskan agar satker segera merealisasikan anggaran yang telah diprogramkan. Satker segera cepat bergerak, jangan sampai menunggu satker lain. “ Masing-masing satker saya minta untuk segera merealisasikan anggaran yang diprogramkan. Antar satker jangan saling menunggu”, pinta Sumantri. Kedepan para pimpinan satker diminta untuk tidak hanya menjalankan program rutinitas saja. Tetapi juga harus mampu menciptakan program prioritas demi kemajuan Magetan. Saat ini masih sering terdengar keluhan masyarakat atas pelayanan yang diberikan pemerintah. Maka setiap satker beserta jajarannya diminta meningkatkan etos kerja. Serta memberikan pelayanan prima. Arifin Kurniawan

PEMERINTAH PERBANYAK SEKOLAH KEJURUAN

Magetan, MN
Pemerintah saat ini terus memperbanyak keberadaan Sekolah Kejuruan di daerah-daerah. Hal ini diselaraskan dengan program prioritas pemerintah pusat dibidang pembangunan pendidikan. Sebab pendidikan sekarang ini diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Serta bisa menciptakan lapangan kerja atau menumbuhkan sector industri. Pernyataan ini disampaikan Joko Sutrisno, Direktur Pemberdayaaan SMK, Kementrian Pendidikan Nasional dalam Work Shop Pemberdayaan SMK di Pendopo Surya Graha, Selasa 20/4 kemarin. Dilanjutkan Joko Sutrisno, lulusan sekolah sekarang ini kurang lebih 1,5 juta orang. Jumah tersebut berasal dari SMA dan SMK. Namun untuk saat ini jumlah lulusan SMA masih diatas lulusan SMK. Untuk lulusan SMK kurang lebih 900 ribu orang. Sedangkan untuk lulusan SMA mencapai 1,5 juta orang. Sebagian besar dari lulusan ini berkeinginan untuk langsung bisa bekerja. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mencapi 5,5 persen. Dari jumlah itu setiap 1 persennya mampu menyerap tenaga kerja sekitar 200 ribu orang. Dengan demikian dari ulusan SMK dan SMA yang bisa mendapatkan lapangan kerja sekitar 1 juta orang saja. Sisanya masih menjadi pengangguran, tambah Joko Sutrisno. Maka untuk mengatasi permasalahan pengangguran ini, pemerintah akan menambah jumlah SMK setiap tahunnya. Diharapkan semakin banyak lulusan SMK akan mengurangi angka pengangguran. Karena lulusan sekolah ini mampu mencipatkan lapangan kerja sendiri. Berbekal dari pengetahuan dan ketrampilan yang didapat selama sekolah. Inilah yang menjadi perbedaan mendasar antara SMA dengan SMK. Jika pelajar di SMA lebih dirancang untuk menjadi ilmuwan. Tetapi kalau di SMK, pelajar dididik untuk memiliki keahlian. Menurut Joko, jika daerah memiliki jumlah SMK lebih banyak daripada SMA, maka pertumbuhan ekonominya akan lebih bagus disbanding sebaliknya. Seperti yang sudah direalisasikan di Blitar dengan rasio perbandingan 70 SMK dan 30 SMA. Di Magetan sendiri saat ini juga terus dikembangkan berdirinya Sekolah Kejuruan. SMK yang dikelola pemkab saat ini antara lain SMKN 1 dan 2 Magetan, SMK Bendo, SMK Poncol, SMK Takeran, SMK Kartoharjo dan SMK Yosonegoro. Selain itu masih ada pula SMK yang dikelola oleh pihak swasta. Bupati Magetan Sumantri, dalam sambutannya menyatakan kesiapan pemkab untuk mendukung program ini. Dukungan dana APBD telah digulirkan tiap tahun untuk menambah sarana dan prasarana SMK yang ada. Arifin Kurniawan.

Selasa, 20 April 2010

BPN BANTAH TUDINGAN LAMBATNYA SERTIFIKAT MASSAL

Magetan, MN
Laporan 9 Kepala Desa di Kecamatan Parang ke Dewan beberapa saat lalu terkait lambatnya proses penyelesaian pembuatan Sertifikat Prona Tahun 2009 menuai tudingan miring kepada BPN, hal ini di sebabkan lambanya penerbitan sertifikat sehingga banyak masyarakat yang mempertanyakan.Pengaduan 9 Kepala Desa kemarin terkait terkatung-katungnya penerbitan sertifikat massal, padahal proses telah berjalan sejak tahun 2005 lalu.
Mewakili warganya para Kepala Desa mengadu ke Dewan guna mencari penyelesaian.
Selain itu dalam proses penyelesaian sertifikat massal melalui Prona juga dituding terlambat, bahkan beberapa desa sempat diperiksa oleh Kejaksaan Negeri Magetan karena ada dugaan penyimpangan dalam pelaksanaannya. Informasi yang beredar dari 2500 buah sertifikat baru terselesaikan sekitar 250 sertifikat saja.
Menaggapi hal ini Kepala BPN Magetan Wahyu Amrullah,SH membantahnya, Menurutnya untuk proses sertifikat di Kecamatan Parang tetap berajalan, memang ada beberapa kendala karena banyaknya berkas yang belum lengkap dan baru dimasukkan ke BPN beberapa hari yang lalu. ”Jadi keterlambatan sebenarnya bukan sepenuhnya kepada jajaran kami,”ujar Wahyu.
Sementara terkait Prona 2009 kepala BPN berjanji semua sertifikat yang sudah jadi langsung diserahlkan kepada pihak Desa. “Saat ini masih ada sabagian sertifikat yang tinggal menandatangani saja, sesuai kesepakatan dengan Kepala Desa setiap sertifikat yang jadi langsung di serahkan kepada pihak desa dan tidak menunggu penyelesaian secara keseluruhan, sehingga tidak muncul dugaan miring dari masyarakat.” Tambahnya.
Di jelaskan terkait prona tahun 2010 ini Kabupaten Magetan mandapat jatah 2000 pemohon yang di arahkan sementara ke 4 Desa.
Prona tahun ini dalam prosesnya membutuhkan tenaga ekstra karena bulan September mendatang di tuntut untuk dapat terselesaikan secara keseluruhan bersamaan dengan ulang tahun BPN. Dan pada prosesnya juga mendapat pengawasan langsung dari pusat. (tok)


KRISIS ENERGI MULAI MENGANCAM

Magetan, MN
Energi Listrik merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa di tinggalkan pada zaman serba mesin seperti yang kita rasakan saat ini. Apabila tidak adanya pengelolaan yang baik serta penghematan tentulah semakin hari akan semakin berkurang dan tidak menutup kemungkinan akan habis.
Menurut Kepala Bidang Energi Ketenaga Listrikan Dinas Energi dan Sumber Daya Alam Jawa Timur Effendi Ashariyanto saat mengadakan sosialisasi terkait pelaksanaan penghematan energi dan air di Kabupaten Magetan mengatakan, kondisi Indonesia saat ini mengalami krisis kelangkaan pasokan energi, utamanya energi listrik, bahan bakar minyak (BBM) dan gas, di tambah lagi jumlah penduduk yang semakin hari terus bertambah, apalagi saat ini kondisi perilaku pengguna energi dan air yang cenderung boros serta tidak efektif dan efisien dalam pemanfaatnya.
Di katakana Effendi beberapa prinsip penghematan energi dan air serta pengelolaan lingkungan hidup di antaranya tercukupinya kebutuhan pokok energi dan air secara berimbang dan berkeadilan serta hak azasi untuk mendapatkan kehidupan yang layak di ligkungan yang bersih dan sehat.
Selain itu mengindari kecenderungan berlebihan atau kemewahan dalam pemanfaatan energi dan air serta meningkatkan kecenderungan hidup dengan pola peduli terhadap lingkungan. “ Saat ini negara-negara penghasil minyak sudah kesulitan mendapatkan air bersih, seperti yang terjadi di Negara Skotlandia.” Terang Effendi.
Untuk menghadapi krisis yang terjadi di masa yang akan datang telah di kembangkan pengelolaan energi terbaru dari energi angin, air maupun energi panas bumi.
Untuk itulah Effendi berharap penghematan energi harus terus di lakukuan demi anak cucu kita. (tok)

ANGKA PENDERITA DB DI MAGETAN MULAI MENURUN

Magetan, MN
Beredarnya nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) seperti kasus-kasus yang terjadi pada tahun lalu walaupun mengalami puncak sekitar bulam Januari dan Februari namun kenyatanya sampai sekarang masih ada penderita yang di rawat di RSU Magetan, walaupun puncak serangan DB sekitar dua bulan yang lalu namun tidak menutup kemungkinan kasus-kasus tersebut terjadi selama masih turun hujan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabuaten Magetan saat di konfirmsi melalui Kabid P2PL Sugeng Rahardjo mengatakan prediksi penyuluh kesehatan, puncak peredaran DB memang Bulan Januari dan Februari terbukti dari hasil survey yang di peroleh di lapangan menunjukkan angka penderita DB tertinggi pada bulan februari, dan terus menurun hingga bulan ini, namun kasus ini di mungkinkan masih akan terjadi hingga bulan Juli mendatang selama masih turun hujan, “lebih-lebih pada saat hujan mulai jarang DB akan semakin menjadi karena proses perkembang biakanya tidak tergangggu. ini hanyalah sekedar prediksi mudah-mudahan tidak terjadi.” Terang Sugeng.
Di jelaskan, beberapa gejala penderita DB diantaranya suhu badan panas lebih dari dua hari, nyeri tekan di lambung sebelah kanan, kepala pusing, jika kondisi jelek bisa mual-muntah dan yang paling spesifik adalah terdapat bercak merah di kulit.
Lebih lanjut Sugeng mengatakan angka penderita Demam Berdarah sejak bulan Januari 2010 lalu hingga sekarang membuktikan bahwa penderita DB terus mengalami penurunan, sampai akhirnya beralih ke musim kemarau.
Pada bulan Januari lalu tercatat ada 56 penderita dengan 2 di antaranya meninggal dunia, untuk bulan februari terdapat 96 penderita, 3 di antaranya meninggal dunia, pada bulan Maret terdapat 53 penderita, 1 di antaranya meninggal dunia dan hingga tanggal 16 April lalu penderita DB tercatat ada 16 orang. “Jadi data terakhir sejak Januari lalu hingga pertanggal 16 April sesuai hasil surfey menunjukan penderita DB sebanyak 221 dengan 5 di antaranya meninggal dunia.” Tambahnya. (tok)


Sabtu, 17 April 2010

PEMKAB MAGETAN MENGADAKAN KEGIATAN SAMBANG DESA


Magetan, MN
Bupati Magetan Drs Soemantri membuktikan janjinya sebelum terpilih menjadi Bupati selalu mengatakan kalau dirinya adalah sebagai calon Bupatinya “wong cilik” yang selalu dekat dengan masyarakat khususnya masyarakat petani atau masyarakat pedesaan. Mulai tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Magetan sebulan sekali mengadakan acara rutin “SAMBANG DESA” . Kegiatan tersebut dilaksanakan tiap bulan sekali dan berpindah – pindah dari kecamatan satu ke kecamatan yang lain dan lokasinya di wilayah pedesaan. Pada hari tersebut semua kegiatan dipusatkan diwilayah yang bertempatan khususnya bidang pelayanan dan rapat staf juga dilakukan di kantor desa. Pelayanan berbagai instansi menjadi salah satu rangkaian rapat staf lengkap yang dilakukan Bupati Sumantri Jumat kemarin. Selain pelayanan KK dan KTP juga dilakukan pelayanan kesehatan, Samsat, SIM keliling dan pelayanan PDAM. Namun pengurusan KTP dan KK yang paling banyak diserbu warga. Beberapa warga tampak membawa formulir KK dan harus melengkapi beberapa persyaratan, beberapa warga masyarakat tampak mengantri dengan antusias terutama di loket-loket KTP, SIM dan pajak kendaraan. Mereka merasa terbantu adanya pelayanan tersebut walau hanya digelar sehari di desanya.
Jumat, 16 april 2010 Bupati Magetan menggelar Acara Sambang Desa di Desa Kentangan Kecamatan Sukomoro kabupaten Magetan. Acara kegiatan Sambang desa dimulai pada malam harinya pemutaran Film dari Humas Pemkab Magetan. Serangkaian kegiatan digelar, seperti pelayanan KTP dan KK, pelayanan PDAM, perpanjangan SIM dan Samsat keliling, Pap Smear, pelayanan kesehatan, posyandu, dan juga dilaksanakan senam lansia.
Dalam kesempatan tersebut Bupati menyerahkan bantuan yang berasal dari berbagai Dinas dan Instansi. Dinas Kesejahteraan Social menyerahkan bantuan 100 paket sembako untuk keluarga tidak mampu, Dinas Peternakan menyerahkan bantuan 151 susu segar untuk siswa SD dan 3000 ekor ikan lele kepada peternak, Dinas Koperasi dan UKM menyerahkan bantuan modal kepada Koperasi Wanita Ibu Desa Kentangan dan Koperasi Kedung Rizky Desa Kedungguwo, serta Koperasi Wanita Bogem berkarya Desa Bogem. Sementara Dinas Kehutanan memberikan bantuan bibit sengon sebanyak 20 pak, dinas pendidikan memberikan 20 paket buku kepada siswa SMP dan 10 paket buku kepada siswa SD. Dinas Pertanian menyerahkan bibit jagung 75 sak dan bibit padi sebanyak 250 kg.
Bupati Sumantri dalam sambutannya di rapat staf itu menegaskan, berbagai pelayanan itu sengaja dibawa bersamanya agar memudahkan komunikasi dengan masyarakat. Soal panjangnya birokrasi itu tergantung pada persyaratan yang dibawa warga yang akan mengajukannya. “Jadi rapat staf tidak hanya diisi omong-omong tetapi juga ada pelayanan ke masyarakat,” ujar Sumantri. Rangkaian kegiatan Sambang Desa di Desa Pupus ditutup dengan pagelaran wayang kulit pada Jumat malam yang digelar semalam suntuk dengan mengambil dalang dari Pepadi Magetan. (Adv)

IBU BUPATI Hj NANIK SOEMANTRI MENYUAPI BALITA DI POSYANDU DESA KENTANGAN


PELAYANAN PAP SMEAR











Jumat, 16 April 2010

SENSUS PENDUDUK DIMULAI BULAN MEI

1.427 PETUGAS HARI INI GELAR APEL KESIAPAN
Magetan, MN
Jumlah pendududk Indonesia akan kembali dihitung pada bulan Mei mendatang. Seluruh wilayah Indonesia akan melakukan penghitungan mulai tanggal 1 hingga 31 mei. Termasuk di kabupaten Magetan yang akan menerjunkan 1.417 petugas pencacah jiwa. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Magetan, Purbantoro menerangkan Sensus penduduk tahun 2010 ini bertujuan untuk menghitung jumlah penduduk. Serta mengumpulkan informasi dasar kependudukan dan perumahan masyarakat Indonesia. Informsi ini diperlukan untuk bahan evaluasi pembangunan. Serta untuk menyususn perencanaan pembangunan,kependudukan,sosial, ekonomi,dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. “ Nanti petugas akan mendatangisetiap tempat tinggal warga untuk melakukan pendataan. Jika sudah didata, petugas akan menempelkan stiker SP 2010 sebagai tanda tempat tinggal tersebut telah didata”, terang Purbantoro soal teknis pendataan kelak. Sementara untuk warga yang tidak bertempat tinggal tetap akan didata pada malam hari, yakni tanggal 15 Mei. Tentang kesiapan pelaksaan Sensus di magetan, Purbantoro menerangkan, petugas pencacah telah mengikuti pelatihan selama seminggu. Pelaksanaannya dibagi dalam tiga gelombang. Gelombang I tanggal 3-5 April, gelombang II tanggal 6-8 April dan terakhir gelombang III tanggal 9-11 April kemarin. Sensus Penduduk dimulai tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000. Berdasarkan hasil sensus, jumlah penduduk Magetan tahun 1980 sebanyak 608.802 jiwa. Sepuluh tahun kemudian, yakni tahun 1990 meningkat menjadi 627.350 jiwa. Namun tahun 2000 lalu mengalami penurunan menjadi 611.547 jiwa. Belum bisa diprediksi berapa jumlah penduduk Magetan tahun 2010 ini. Apakah mengalami kenaikkan atau kembali menurun. Arifin Kurniawan.

Family & Friends of Magetan News Team