Selasa, 23 Februari 2010

BONGKAR TOTAL PEMBANGUNAN EMBUNG JOKETRO

Magetan,MN
Proyek pembangunan embung (waduk kecil) Joketro sekaligus pengendali air musim kemarau, tepatnya di Desa Joketro Kecamatan Parang dibangun menelan biaya Rp. 1,8 milyar lebih. Tapi pada Januari 2010 sudah jebol diterjang air. Pasalnya selain bangunan tersebut baru saja rampung dikerjakan, curah hujan di wilayah tersebut saat ini.Proyek tersebut merupakan proyek dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Solo Kalau dilihat musimnya sesungguhnya juga belum memasuki masa puncak puncak hujan. Sehingga kecil kemungkinan kalau itu mengalami kerusakan akibat dihantam arus sungai yang ditimbulkan hujan lebat.
Kepala Dinas Pengairan Pemkab Magetan Ir. Haryanto mengatakan pembangunan embung harus melalui kajian yang matang, agar tidak menimbulkan polemik dikalangan warga disekitar lokasi embung. Sebab, sejauh ini sosialisasi dan aturan fungsi embung itu sendiri belum sepenuhnya diberitahukan kepada para warga,
Dijelaskan pembangunan kembali embung yang rusak ini harus melalui kajian dan uji Laboraturium.sehingga hasil nya nanti benar-benar sudah baik dan memenuhi standar yang sudah sesuai.
Sementara itu Kasi Intel Kejaksaan Negeri Magetan drs.Wahyudi SH yang berada di lokasi bersama kepala Dinas Pengairan dan Pimpinan proyek mengungkapkan setuju apa yang diungkapkan oleh kadin Pengairan.harus dilakukan uji lab sehingga hasil nya memuaskan.Dijelaskan kedatangan pihak kejaksaan Magetan ke Proyek tersebut untuk mengetahui dan mengumpulkan barang bukti dan keterangan (Pulbaket) terkait pembangunan embung.Bila nanti ternyata ada dugaan pelanggaran dalam pelaksanaannya kejaksaan akan menindak sesuai aturan.
Taryono Pimpinan pembangunan Proyek Embung Joketro mengatakan pembongkaran kembali embung merupakan murni tanggung jawab PT Moderna tehnik.Tetapi Taryono membantah bila pengerjan yang dulu rusak karena tidak sesuai RAB. Rusaknya embung karena curah hujan yang tinggi dan arus yang deras sehingga bangunan yang baru tersebut tidak kuat menahan air.(Rud)

Senin, 22 Februari 2010

TERBENTUK BPC APAKSINDO MAGETAN

Magetan, MN
Kemarin Kamis (18/02) terbentuk Badan Pengurus Cabang Apaksindo Kabupaten Magetan. Launching dilaksanakan di Hotel Sedap Malam Sarangan. Acara dihadiri segenap pengurus BPC Apaksindo Magetan, DPD Apaksindo Jawa Timur, Bupati Magetan serta undangan lainnya.
Dalam deklarasi kemarin terbentuk susunan Apaksindo Magetan dengan ketua Ahmad Fauzi, sekretaris H. Marsam,dan bendahara Budi Purnomo.
Ketua Apaksindo Kabupaten Magetan Ahmad fauzi mengatakan agar seluruh anggota Apaksindo bisa solid dan tetap berada pada jalur yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Terbentuknya Apaksindo di Magetan, hendaknya mampu menciptakan suasana kooperatif kepada semua pihak dengan pemerintah daerah dan asosiasi lain. Sehingga, dalam menjalankan perannya di dunia jasa konstruksi, dapat berjalan dengan baik.” ujar Ahmad Fauzi
Ketua DPD Apksindo Jawa Timur Ir. Darwin mengatakan Apaksindo dibentuk dengan tujuan membantu dan mewarnai khasanah yang ada di dalam negeri, tujuan lainnya adalah dapat mendukung program pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah.
Bupati Magetan Drs.Sumantri,MM yang hadir dalam Deklarasi BPC Apaksindo mengungkapkan, adanya Apksindo di Magetan diharapkan lebih berperan dalam jasa kontruksi pembangunan di Magetan.Dijelaskan Apaksindo agar bisa membantu kesejahteraan masyarakat dan lebih mendorong motivasi, visi dan misi strategi program kerja secara cepat dan akurat.
Sumantri juga berpesan jika ingin organisasi ini berkembang, sebagai pengurus harus dapat melengkapi empat kunci sukses diantaranya, waktu yang cukup untuk mengurus organisasi, berpengetahuan, berpengalaman dan mempunyai kemampuan dalam berorganisasi,berjiwa yang benar,dan terakhir ikhlas dalam berorganisasi.
Setelah terbentuknya BPC Apaksindo di Magetan kini ada beberapa asosiasi di Kabupaten Magetan diantaranya Gapensi, Gapeksindo, Gapeknas dan yang terakhir Apaksindo yang baru dideklarasikan.(rud)

Kamis, 18 Februari 2010

LEMAHNYA PENGAWASAN DINAS PENGAIRAN

Magetan, MN
Banyak laporan dari masyarakat terkait banyaknya proyek-proyek di pengairan yang kurang bagus dan rusak sebelum waktunya menandakan lemahnya dinas terkait dalam pengawasan proyek. Selain ada pengawasan dari dinas dan konsultan, harus ada pengawasan proyek dari masyarakat. Masyarakat sebagai kontrol sosial atas program pembangunan yang ada di Kabupaten Magetan. Apabila masyarakat terlibat tentunyaRata Penuh kehati-hatian dan pelaksanaan proyek bisa berjalan dengan baik.
Kepala dinas Pengairan Kabupaten Magetan Ir. Haryanto membenarkan kelemahan dalam pengawasan di Dinas yang dipimpinnya. Menurutnya bukan hanya kabupaten Magetan tetapi hampir merata di seluruh Indonesia. ”Tugas pengawasan mempunyai peranan penting karena proyek tersebut tidak digunakan dalam jangka waktu setahun atau dua tahun. Namun digunakan untuk puluhan tahun hingga seterusnya,” terang Haryanto
Minimnya tenaga pengawas karena kurangnya kaderisasi banyak jabatan di dinas pengairan dipegang bukan sebagai ahlinya. Selain itu Sumber Daya manusia yang kurang optimal, akhirnya faktor skill diabaikan dalam penempatan pegawai.
Haryanto mengakui sebenarnya ada diklat dan pelatihan tetapi masih minim.Untuk itu Dinas Pengairan lebih menekankan para stafnya untuk belajar di lapangan. Seperti enam UPTD Pengairan se Kabupaten Magetan semuanya belum berpengalaman tetapi dengan seringnya turun ke lapangan kini lambat laun sudah mulai dapat menguasai bidang pekerjaannya.
Di dinas Pengairan Magetan tenaga tehnis pada bidang P2DT (pompa sumur dalam) hanya satu orang yang benar-benar menguasai. Untuk menyiasati agar bisa berjalan Dinas Pengairan menggunakan tehnik gambling dalam penentuan lokasi . Kalau harus sesuai teori dan kelayakan membutuhkan waktu lama,disebabkan minimnya tenaga ahli.” Tetapi sekarang dinas Pengairan sudah dapat mengetahui letak-letak sumber mata air bawah tanah,”ujar Haryanto
Akibat lemahnya pengawasan banyak proyek pengairan dan BP DAS Solo bermasalah di Magetan.seperti proyek pembuatan Embung joketro yang sekarang mulai masuk kejaksaan Magetan karena pengerjaannya amburadul.dan pengerjaan saluran air daerah Bangli yang pengerjaannya belum diserahkan sudah ambrol semua.(rud)

Senin, 15 Februari 2010

ABDUL AZIS

BEKERJA SECARA TEAM WORK, BUKAN MENONJOLKAN INDIVIDU
Magetan, MN

Sosok berjiwa tenang dan agamis melekat pada jiwa Abdul Azis yang sekarang menjabat sebagai kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Magetan. Memulai karier birokrasi dari bawah mulai menjadi sekpri, staf, hingga kini menduduki salah satu Rata Penuhjabatan penting di Pemkab Magetan. Banyak orang membicarakan kiprahnya sehingga digadang-gadang sebagai kandidat kuat Sekretaris Daerah Magetan yang sedang kosong.
Menurut Abdul Azis jabatan Sekda adalah jabatan Managerial yang mengakomodir kegiatan-kegiatan pemerintah mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
“Untuk itu diperlukan sosok yang betul-betul memahami sistem pemerintahan", ujar Abdul Aziz. Menurutnya dalam menjalankan tugas bukan penonjolan individu tetapi harus sebagai team work yang kuat sehingga masing-masing peran ada keterkaitan sebagai mata rantai. Jadi jika mata rantai ini terputus maka akan mengganggu roda pemerintahan.
Dalam kesehariannya Abdul Azis lebih menonjolkan pendekatan kekeluargaan kepada staf dan bawahannya.Tak jarang bila ada waktu senggang memasuki ruangan stafnya sambil menanyakan pekerjaannya dan juga kondisi kehidupan keluarga stafnya. ”Adanya pendekatan kekeluargaan akan bisa menghargai pimpinan baik dalam pekerjaan maupun secara pribadi”, ujarnya.
Dengan kemampuan kepemimpinan dan kredibilitasnya kini semakin menguat dukungan kepada dirinya untuk menjadi sekda Magetan. Menanggapi hal ini dengan enteng Azis menjawab, "Sekda merupakan jabatan managerial dalam Pemerintahan, di Magetan kita mengelola 12 ribu PNS bila kita kelola dengan baik dan profesional akan menjadi kekuatan besar serta memberikan hal baik kepada Bupati Magetan dalam memutuskan kebijakan".
Abdul Azis berterima kasih kepada masyarakat terhadap penilaian kinerjanya.”Aturan tetap saya ikuti, karena ada mekanisme dalam pemilihan sekda”, ujarnya merendah. Sebagai manusia biasa tentunya ada kelemahan dan kelebihannya. Kelemahan kita minimalisir dan kelebihan kita maksimalkan sehingga menjadi lebih baik. Abdul Azis mempunyai obsesi untuk membuat Magetan menjadi lebih baik dan berkembang sehingga memiliki daya saing yang tinggi dengan daerah lain.(Rud)

GILANG JAGAL MUTILASI SARANGAN DITUNTUT 20 TAHUN

Magetan, MN
Sidang kasus mutilasi dengan tertdakwa Gilang Maulana memasuki agenda tuntutan. Sebelumnya Gilang didakwa membunuh Ayu Wulandari, mahasiswi semester IV Stikes Jombang dengan cara di mutilasi.
Gilang Maulana dijerat pasal berlapis, yakni dakwaan primer pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau hukuman kurungan seumur hidup, atau minimal 20 tahun kurungan.
JPU Tri Margono mengatakan, atas perbuatannya itu selain didakwa dengan pasal pembunuhan berencana, terdakwa juga dikenakan pasal berlapis karena terdakwa juga melakukan pemotongan atau mutilasi terhadap tubuh korban sebanyak sembilan potongan tubuh.
"Dakwaan kedua adalah pasal 338 KUHP tentang pembunuhan serta dakwan alternatif ketiga pasal 181 tentang penyembunyian mayat dengan ancaman hukuman 18 bulan kurungan," ujar Tri Margono dalam pembacaan tuntutannya.
Setelah melalui pertimbangan dan terbukti secara sah Gilang melakukan pembunuhan terhadap ayu wulandari dengan mempertimbangkan pengakuan terdakwa dan para saksi serta fakta di persidangan akhirnya JPU menuntut Gilang dengan 20 tahun penjara. Usai sidang Gilang tidak mau bicara dan ketika ditanya terkait tuntutan terhadapnya hanya diam dan tertunduk.
Selama dalam pembacaan tuntutan keluarga korban yaitu Sukini (43) ibu korban yang ditemani suaminya, Gati (50) mengikuti sidang sambil terus menteskan air mata.
mendengar tuntutan jaksa keluarga korban sempat emosi. Kakak korban bernama Faris Reza Sundari mengejar dan langsung memukul kepalanya, beruntung petugas langsung mengamankan Gilang yang langsung dibawa lari dengan mobil Lapas.
Pihak keluarga tidak terima Gilang hanya dituntut 20 tahun penjara. "Saya minta dia dihukum mati saja, utang nyawa harus dibayar nyawa," jelas bapak korban .
Sidang akhirnya ditunda sampai Senin depan untuk mendengarkan pembelaan dari terdakwa.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gilang Maulana tega membunuh Ayu Wulandari (22) dengan cara mencekik di Hotel Pantes kawasan telaga Sarangan, 9 Juli 2009 lalu. Setelah itu tubuh mahasiswi semester 4 Stikes Jombang warga Dusun Ngrayung, Desa Kepuh Rejo, Kecamatan Kudu, Jombang ini dipotong menjadi 9 bagian. Gilang nekat membunuh karena keinginan untuk bercinta dengan korban ditolak karena sedang datang bulan.(Rud)

LAGI GIZI BURUK DI MAGETAN

Magetan,MN
seorang penderita gizi buruk Danang adi setyawan (2), warga desa kelurahan/kecamatan Maospati kondisinya cukup memprihatinkan, karena di usianya yang menginjak dua tahun, berat badan balita ini hanya enam setengah kilo berada jauh di bawah berat badan balita seusianya yang berkisar 10-12 kilogram. Anak bungsu dari pasangan Agus Miswanto dan Ari Dwi Nuryani sebelumnya pernah menjalani perawatan di RSU Dr Soedono Madiun pada tanggal 6 Januari lalu selama 10 hari. Tetapi kini hanya perawatan jalan satu minggu sekali saja karena terbentur biaya. Dari penuturan Ari Dwi Nuryani ibu penderita, sebelumnya hanya menderita panas dan sariawan, akhirnya diperiksakan ke puskesmas karena diduga hanya sakit panas biasa.
Lama kelamaan kondisi tubuh putranya semakin menurun hingga di bawa ke RSU Madiun. Disana danang dirawat selama 10 hari.
Setelah dibawa pulang Danang hanya menjalani perawatan jalan saja karena minimnya biaya. Orang tua danang hanyalah buruh las di daerahnya sedang ibunya hanya ibu rumah tangga.
Kedua orang tuan Danang berharap Pemkab Magetan tergerak untuk memberikan bantuan pengobatan sehingga anaknya bisa sembuh seperti sedia kala. ”kasihan Danang hanya bisa menangis,” ujar orang tua danang.
Faktor ekonomi keluarga yang menyebabkan anak menderita gizi buruk, karena penghasilan orang tuanya yang pas-pasan sebagai petani penggarap tidak cukup untuk membelikan susu dan makanan tambahan lainnya sebagai tambahan kebutuhan gizinya. "Kami tidak bisa membeli makanan tambahan atau susu bagi anak kami, karena penghasilan yang pas-pasan," katanya.(Rud)

Kamis, 11 Februari 2010

LUTUNG GEGERKAN WARGA PONCOL

Magetan, MN
Beberapa minggu terakhir warga Desa Alastuwo Kecamatan Poncol digegerkan kemunculan seekor Lutung (sebangsa kera) berkeliaran masuk ke Desa .Warga mengaku tidak tahu dari mana asal hewan tersebut. Dugaan hewan tersebut berasal dari hutan pinus pinggir desa yang keluar untuk mencari makan.Hewan sebesar kambing ini sering bertengger di pohon-pohon bahkan di atas atap rumah penduduk. Perilakunya mulai membuat cemas dan khawatir orang. Beberapa pohon buah seperti rambutan,pepaya milik masyarakat menjadi santapannya. Jagung, ketela di beberapa sawah dan pekarangan penduduk banyak yang rusak dimakan lutung misterius.
Maryanto warga Kelurahan Alastuwo mengatakan kemarin melihat Lutung memanjat atap rumah miliknya.Dia merasa khawatir karena anaknya langsung menjerit ketakuatan,maklum anaknya baru berusia 2 tahun.
Hadirnya lutung selain merusak beberapa tanaman buah dan membuat panik warga ternyata juga menjadi tontonan dan hiburan bagi anak-anak. Penuturan Rinov siswa kelas 2 SD desa setempat mengaku bila terdengar kemunculan lutung maka segera mengajak teman-temanya untuk melihat.
Lastri salah satu orang tua dari anak-anak tersebut mengaku cemas bila mengetahui anaknya berlarian melihat kemunculan Lutung . “Saya sudah melarangnya tetapi ya namanya anak belum tahu bahayanya,” ujar lastri.
Masyarakat Kelurahan Alastuwo mengaku bingung dengan kemunculan hewan misterius ini. Selain meresahkan lingkungan dan juga merusak sebagian tanaman, juga bingung bagaiman cara mengatasinya. Bila diburu dan dibunuh, Lutung binatang yang dilindungi tetapi bila dibiarkan akan terus merusak tanaman milik warga.”Kami mohon perhatian dan tindak lanjut dari dinas dan instansi terkait, ”ujar salah seorang warga.(Rud)

SENGKETA KELUARGA BERAKHIR EKSEKUSI

Magetan,MN
Keinginan Agus Miranto memiliki tanah di Desa Malang Kecamatan Maospati yang dimenangkan melalui putusan Pengadilan Negeri (PN) Magetan tanggal 29 Juni 2000 nomor 04/PDT.G/2000/PN Magetan yang dikuatkan dengan putusan pengadilan Tinggi Surabaya tanggal 15 Maret 2001 nomor 881/PDT/2000/PT SBY dan dikuatkan putusan MA RI tahun 2007 nomor 3635 K/KPDT/2002 akhirnya terlaksana.
Kemarin Rabu (10/020 juru sita pengadilan Negeri Magetan melakukan eksekusi terhadap sebidang tanah yang digunakan untuk warung lokasi di Depan Pom bensin Maospati Desa Malang Kecamatan Maospati. Pelaksanaan dijaga ketat oleh petugas dari Polres Magetan dan dari Kodim serta TNI AU.
Dalam ekskusi kemarin pihak tergugat tidak memberi perlawanan dan mengemasi sendiri barang-barangnya,yang kemudian diangkut ke atas truk dibawa ke rumah kontrakannya di Desa Mantren.
Sebelumnya telah terjadi gugatan yang dilakukan Agus Miranto warga jalan Kapuas baru gang 9 Kelurahan Gading Kecamatan Tambaksari Surabaya melawan tergugat 1 Samadi warga Rt 01/01 Desa Malang Kecamatan Maospati dan tergugat 2 Supali warga Desa Malang. Dalam putusan Pengadilan mengabulkan sebagian gugatan dari penggugat serta menyatakan bahwa Agus Miranto adalah anak angkat syah dari suami istri Atmo Senen dan Nyami. Pengadilan Negeri Magetan juga menetapkan bahwa sebidang tanah dan dua buah rumah adalah harta gono-gini Alm Atmo Senen dan Nyami. Untuk itu tergugat dimohon menyerahkan ¼ bagian hak tersebut kepada Agus Miranto sebagai pihak penggugat.
Aksi ekskusi kemarin sempat diwarnai isak tangis dari para tergugat, tanah dan rumah tersebut sebelumnya didirikan warung sebagai mata pencaharian sehari-hari. Sri Peni adik dari tergugat Samadi mengatakan kalau tanah dan rumah tersebut adalah hak nya karena telah ditempati bertahun tahun dan merupakan warisan dari orang tuanya.Kini dengan terpaksa dirinya dan keluarga harus pindah ke rumah kontrakan dan hilang mata pencahariannya karena warungnya telah dibongkar. “Untuk itu saya akan menmpuh upaya hukum guna mengambil hak kami kembali”, ujar Sri Peni sambil menangis pasrah. (Rud)

Senin, 08 Februari 2010

MENGUAT WACANA SEKDA DARI DALAM MAGETAN

Magetan, MN
Pergantian Sekretaris daerah (sekda) Kabupaten Magetan pengganti Warsito, saat ini masih misterius. Jabatan drs.Warsito telah habis bulan januari lalu 2010 lalu, kini mulai muncul beberapa nama baik dari kalangan birokrasi Magetan sendiri dan juga berhembus nama dari luar daerah Magetan.
Dari beberapa calon yang muncul nama Abdul Azis Kepala Badan Kepegawaian Daerah Magetan. Beberapa kalangan berharap Sekretaris Daerah (Sekda) yang akan datang harus dari kalangan dalam Magetan sendiri.
RH Susilo Koordinator Forum Peduli Masyarakat Ekonomi Lemah (Formel) mengatakan Sekda Magetan yang akan datang akan lebih baik bila diisi oleh orang Magetan. ”Yang tahu kondisi Magetan adalah orang Magetan sendiri,” ujar RH Susilo. Sekda merupakan jabatan yang strategis dan berfungsi sebagai koordinator Dinas/Badan/Kantor, Kecamatan, Kelurahan dan Desa, sehingga harus benar-benar paham dan mengerti Kultur pemerintahan di Magetan. Menurut RH Susilo dari beberapa nama yang muncul saat ini abdul Azis orang yang paling tepat. Pengalamannya sudah banyak di beberapa jabatan pemerintahan, sehingga kapasitasnya tidak diragukan lagi.
Sekda itu merupakan jabatan karier dari pegawai negeri sipil (PNS). Dengan demikian, lanjutnya, pertimbangan meritokrasi yang berupa loyalitas, masa kerja, pangkat dan jabatan sangat menentukan, tidak boleh dicampuri urusan politik.
Hal senada diungkapkan oleh Sumanto anggota DPRD Magetan dari Komisi A, menurutnya akan sangat baik bila jabatan Sekda dari dalam sendiri. ”Yang penting memenuhi persyaratan dan kriteria yang disyaratkan UU,” ujar Sumanto.
Sementara itu Abdul Azis ketika dikonfirmasi terkait menguatnya dukungan kepada dirinya menanggapi dengan positif. Yang penting masyarakat dan pemerintahan percaya dan bila diberikan amanah akan saya jalankan dengan sebaik-baiknya. Tetapi semua ada mekanismenya. ”Saya akan mengikuti aturan,” ujarnya. Jabatan apapun bagi saya adalah amanah yang harus di jalankan. ”Pengabdian kepada masyarakat adalah prinsip saya,”ujar Abdul Azis.
Kini semua kalangan masyarakat Magetan berharap siapapun nanti sekdanya jangan ada intrik-intrik politik ataupun tawar menawar tetapi benar-benar dinilai dari dedikasi, loyalitas, kepangkatan, masa kerja dan pengalaman yang mumpuni.(Rud)

Jumat, 05 Februari 2010

PENGURUS IPSI MAGETAN DIKUKUHKAN

Magetan, MN
Pengurus kecamatan IPSI kabupaten Magetan dikukuhkan. Pengukuhan dilakukan oleh Bupati Magetan bertempat di GOR Ki Mageti pada malam ini (6/2).
Sekretaris IPSI Magetan Saif Muclisun mengatakan, pengukuhan ini merupakan tindak lanjut program Pengkab IPSI Magetan, khusunya dalam konsolidasi organisasi agar lebih terkoordinir dalam pelaksanaannya. Sebagai lembaga yang memayungi berbagai organisasi pencak silat, IPSI diharapkan dapat menjadi wadah pemersatu, mengingat banyaknya aliran, yang dikhawatirkan perbedaan tersebut dapat memicu konflik antar organisasi.
“Diharapkan IPSI dapat menjadi pelangi yang indah karena didalamnya terdapat berbagai warna aliran pencak silat. Dengan kebersamaan tersebut dapat menciptakan kekompakkan antar perguruan pencak silat sehingga tujuan membangun karakter bangsa dapat terwujud,” ungkap Muclisun
Diungkapkan, sekarang ini masih dijumpai konflik antar organisasi, sehingga perlu ada pendekatan khusus untuk mengantisipasinya. Peran serta IPSI sangat penting untuk mempersatukan dan membina persaudaraan dan kebersamaan serta kesetiakawanan antar organisasi dan perguruan pencak silat.
“Meski konflik masih sering terjadi, namun di magetan rekatif kecil, karena ada hal yang lebih penting yang perlu disiapkan dimasa mendatang. Pengukuhan Pengurus IPSI ini dilakukan juga untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 mendatang, terutama menyiapkan atlet putra daerah terbaik,” tandasnya. vin

POLISI REKA ULANG PENCURIAN DI PARANG

Magetan, MN
Kasus pencurian sepeda motor di kantor Unit Pelaksana tehnis Dinas pendidikan Parang kemarin (05/02) direka ulang oleh petugas dari Rerskrim Polres Magetan. Pelaku yang berjumlah lima orang kini satu menjadi tahanan Polres Magetan satu lagi menjalani hukuman di Rata PenuhLapas Madiun dan 3 orang masih buron. Dalam reka ulang kemarin hanya Anggit Hadi Pranoto(25) yang ikut sedang peran tersangka lain diganti oleh peran pengganti. Terungkap ke lima pelaku mendatangi TKP dengan mengendarai sepeda motor berboncengan. Sebagian tersangka menunggu disebelah pagar kantor UPTD dan 2 orang ekskutor memasuki halaman kantor UPTD.Dalam aksinya di kantor UPTD Parang pelaku berhasil menggasak 2 unit sepeda motor sekaligus.Saat itu situasi kantor UPTD sedang ramai karena ada rapat. Pelaku yang berjumlah lima orang mengamati dari luar.Begitu ada kesempatan Anggit Hadi Pranata dengan seorang temannya yang masih buron masuk ke halaman kantor.Tersangka Anggit sempat duduk di taman kantor sambil mencari celah. Dianggap aman kedua tersangka langsung beraksi dengan menggunakan kunci T mengambil dua sepeda motor Honda Vario dan Honda Tiger. Hasil curian langsung di bawa kabur ke arah timur menuju arah kecamatan Lembeyan.Sedangkan tiga tersangka lain mengikuti dari belakang. Hasil curian ke lima tersangka langsung dibawa lari sampai akhirnya ditangkap oleh petugas dari kepolisian resort Madiun di wilayah Saradan.
Kapolres Magetan AKBP Jacub Prajoga yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim AKP Wasno mengatakan kasus pencurian di kantor UPTD Parang terjadi setahun yang lalu tepatnya pada bulan Februari 2009 lalu. rekonstruksi dilakukan untuk meyakinkan hasil penyidikan. Yakni, dengan mengetahui motif yang mungkin tidak terungkap saat Anggit diinterogasi di Mapolres. ''Rekonstruksi dilakukan untuk mengetahui modus operandi yang dilakukan tersangka,'' ungkapnya. ”Tersangka dikenai pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara
Dalam rekontruksi kemarin pelaku yang masih buron diperankan oleh petugas dari polres Magetan dan Polsek Parang. Kini petugas masih memburu ke tiga pelaku yang belum tertangkap. (Rud)

Rabu, 03 Februari 2010

SAMSAT MAGETAN OPTIMAL KAN PELAYANAN

Magetan, MN
Pentingnya meningkatkan prestasi atas pelayanan kepada masyarakat, merupakan prioritas dari jajaran kantor samsat Magetan. Hal ini disampaikan oleh Kanit Reg Ident Samsat Magetan Iptu Djoko Winarto yang baru menjabat satu Minggu lalu. “Pelayanan yang diberikan Samsat harus lebih baik. Sehingga masyarakat selaku wajib pajak lebih diuntungkan,”ujar Djoko Winarto Dijelaskan masyarakat harus terlayani dalam waktu tidak terlalu lama. Sehingga merasa senang membayar pajak. Pelayanan yang diberikan Samsat harus ditingkatkan dan semakin profesional. Jika pelayanan ini terpenuhi, maka masyarakat akan tepat waktu membayar pajak. Untuk itu, seluruh komponen Samsat agar senantiasa menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dan tidak putus.
Beberapa program dan agenda untuk memberikan pelayanan prima telah disiapkan oleh perwira pertama Polisi yang baru pindah dari Papua ini. Diantaranya akan tetap memfungsikan samsat pembantu yang berada di kecamatan Karas. ”Ke depan saya mempunyai program setiap kecamatan akan ada samsat pembantu,”ujarnya. Ini dimaksudkan agar memperlancar dan mempermudah pelayanan sehingga tidak menyita waktu lama dalam membayar pajak bermotornya.
Menurutnya dengan kesadaran masyarakat Magetan yang tinggi dalam membayar pajak menjadi kan dirinya terpacu dalam meningkatkan pelayanan. Sambil menunggu anggaran turun dari pemerintah pusat, sementara akan lebih mengoptimalkan samsat keliling. Sekarang telah dibenahi dengan memetakan tempat-tempat yang strategis tiap kecamatan guna ditempati kegiatan samsat Keliling.Jadwal rutin juga telah dibuat apalagi samsat Link telah berfungsi asal persyaratan lengkap seperti BPKB, STNK, dan KTP atas nama sendiri langsung bisa dilayani tidak lebih dari 5 menit selesai. Semua pajak kendaraan bermotor dengan plat nomor Jawa Timur bisa terlayani.
Untuk itu masyarakat dihimbau mengurus surat-surat bermotor yang belum atas namanya sendiri. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan juga mempermudah proses pengurusan pajak. ”Biar masyarakat punya persepsi ternyata mudah dan cepat bila membayar pajak dengan atas nama sendiri. ”ujar Djoko Winarto. (Rud)

KURSI SEKDA MAGETAN KOSONG

Magetan, MN
Sejak bulan januari 2010 kemarin kursi sekretaris daerah kabupaten Magetan mengalami kekosongan setelah pejabat yang lama Warsito purna tugas per januari 2010 kemarin. Hal tersebut mendapat perhatian anggota DPRD kabupaten Magetan.
Zainudin anggota DPRD yang juga sebagai ketua DPC partai PKB Magetan mengatakan, Siapapun nantinya yang dipilih Bupati adalah orang yang mampu membawa Magetan kedepan yang lebih baik.
“Kalau ada kader Magetan yang memenuhi persyaratan tidak perlu diambilkan dari luar Magetan tetapi, jika Magetan sudah tidak ada kader yang baik baru ambil dari luar, yang jelas Putra daerah Magetan masih banyak yang bisa dibina dan bisa berfikir jernih tentang kemajuan Magetan,” ujarnya.
Sementara itu Joko Purnomo ketua PDPM(Pengurus Daerah Pemuda Muhammadiyah ) Magetan mengatakan, Kami lebih cenderung kalau Calon sekda Magetan nanti tetap memprioritaskan orang Magetan, karena masih banyak keder-kader putra daerah yang bisa dan mampu membawa magetan lebih baik.
“Yang jelas sepanjang terpenuhi jenjang kepangkatan dan didukung pengalaman jenjang karier kenapa harus cari orang luar Magetan. Karena Sosok sekda harus mampu menutupi kelemahan atau kekurangan Bupati,” tandas Joko.
Menurut Joko Purnomo, sekda adalah pendamping dari Bupati, jika diambilkan dari luar Magetan mereka tidak tahu karakter kelebihan atau kekurangan Bupati dalam menjalankan roda pemerintahan, secara otomatis keharmonisan terjalin kurang mesra. “Hendaknya untuk sekda tetap dari orang dalam atau putra daerah, karena masih banyak yang mampu dan minimal sudah pernah bekerja sama dengan Bupati dalam menjalankan tugas selama ini,”pungkas Joko. anif

Selasa, 02 Februari 2010

MALARIA SERANG WARGA SUMBERDODOL

MAGETAN, MN
Wabah Malaria melanda Desa Sumberdodol Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan, satu bulan terakhir tercatat 12 orang terjangkit malaria dan satu orang meninggal. Korban meninggal adalah Parjono (40), karena diduga deteksi awal bukan penyakit malaria,dan pasien mengalami keterlambatan penaganan karena tidak segera melapor.hingga kondisi badnnya terus menurun dan berakhir meninggal.Jika tidak segera diatasi, dikhawatirkan wabah penyakit mematikan itu akan meluas dan korban terus bertambah.
Dari Data Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan tercatat 12 warga desa menderita penyakit malaria, dan 1 pasien penyakit itu meninggal dunia. Dari 12 orang tersebut telah selesai menjalani perawatan di rumah sementara 5 orang lagi masih di Papua yang juga terjangkit Malaria.
Suparmin Kepala Desa Sumberdodol mengatakan korban meninggal dunia telah mendapatkan uang duka dari perusahaan tempatnya bekerja.
Semua penderita Malaria di desa Sumberdodol adalah mantan tenaga kerja yang baru pulang dari Papua.Penuturan salah satu penderita waktu pulang dari Papua sudah terkena penyakit malaria.Sesampainya dirumah ternyata penyakit kambuh lagi hingga di rawat di Rumah sakit pangkalan Iswahyudi Maospati.
Kepala Puskesmas Panekan Dr Sadewo Pengestu ketika dikonfirmasi mengatakan dari hasil penelitian di Desa sumberdodol belum ditemukan wabah malaria dan Nyamuk Anopheles penyebar penyakit tersebut.Diagnosa sementara semua penderita yang ada di desa adalah penyakit bawaan dari papua yang kondisi pengobatannya belum tuntas, ”Jadi ada kemungkinan kambuh lagi sesampainya di Desa, ”ujar Dr sadewo. Diharapkan bila ada warga desa yang mengalami gejala awal panas selama 5 hari, mual, badan sakit semua dan tidak nafsu makan untuk segera mendatangi Puskesmas karena itu gejala awal dari penyakit Malaria. Penyebaran penyakit malaria melalui gigitan nyanuk Anoples, ”Sementara di Desa Sumberdodol belum ditemukan adanya nyamuk tersebut,” ujar Dr Sadewo.Para warga yang ingin bekerja ke luar pulau dianjurkan untuk check up dulu ke puskesmas dan pihaknya akan memberikan bekal obat anti malaria bernama paket Pengobatan Radikal Malaria. Dengan adanya penderita Malaria di desa tersebut kini menjadi daerah rawan penyakit Malaria.(Antoc)

Senin, 01 Februari 2010

DIGUYUR HUJAN DERAS 3 RUMAH TERTIMBUN LONGSOR

Magetan, MN
Hujan deras di sertai angin yang mengguyur di Kecamatan Poncol beberapa hari terakhir menyebabkan longsor. Sukarno warga RT. 19/03 Kelurahan Alastuwo Kecamatan Poncol roboh tertimpa longsoran tanah setinggi kurang lebih 10 meter.
Kejadian berawal saat Sukarno dan seorang tetangganya sedang membersihkan reruntuhan tanah bekas longsoran, tidak di sadarinya tebing yang menjulang tinggi di samping rumahnya bergerak dan runtuh sedikit demi sedikit.
khawatir tertimpa longsoran, Sukarno berlari menyelamatkan diri. Selang beberapa saat terdengar suara gemuruh setelah dilihatnya ternyata tebing tanah setinggi 10 meter menimpa sebagian rumah, dan kandang sapi. Didalam kandang terdapat 2 ekor sapi yang ikut tertimbun tetapi berhasil diselamatkan.
Warga sekitar langsung membantu evakuasi membersihkan reruntuhan tanah yang menimpa rumah Sukarno. Menurut sukarno akibat longsor dirinya menderita kerugian. Jutaan rupiah,”persisnya berapa saya belum bias menghitung,” ujar Sukarno.
Longsornya tanah ini tidak hanya terjadi pada rumah Sukarno saja, beberapa meter dari rumah Sukarno terdapat tanah longsor yang menimpa sebagian dari rumah Sarbini dan rumah Pani.
Sampai berita ini di turunkan belum ada bantuan dari Pemerintah setempat yang di salurkan, namun pada hari kedua paska kejadian dari pihak Ketua RT setempat langsung mengerahkan semua warganya untuk membantu membersihkan reruntuhan tanah bekas longsoran.(Rud)

PAGUYUBAN BECAK BERMOTOR MAGETAN GERUDUK DEWAN

Magetan, MN
Para sopir becak bermotor yang tergabung dalam paguyuban Becak bermotor Kabupaten Magetan Senin kemarin (01/02) mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Magetan. Mereka menuntut agar izin beroperasi becak bermesin di jalanan umum diperjelas. Apalagi beberapa saat yang lalu para sopir becak ini di demo oleh para sopir angkot karena dianggap menyerobot trayek.
Koordinator aksi Matheus Sastro Miharjo mengatakan selama ini dirinya sering mendapatkan keluhan dari para sopir becak bermotor terkait tuduhan penyerobotan trayek.Seharusnya Pemkab Magetan dalam hal ini Dinas Perhubungan segera merespon dan bertindak sehingga permasalahan tidak berlarut-larut seperti ini. ”Kami ingin kejelasan status dalam bentuk Perda,” ujar Matheus.
Dijelaskan seharusnya Pemkab Magetan malu kalau sampai kami ini melakukan aksi.Rata PenuhTukang becak bermotor adalah orang-orang kecil yang penghasilannya tidak seberapa.
Menurutnya, peralihan dari becak pancal ke becak bermotor karena keadaan. geografis Kota Magetan yang jalannya naik turun menyebabkan banyaknya tukang becak yang tidak kuat mengayuh lagi. “Sebagian besar tukang becak yang beralih kebecak mesin karena tidak kuat lagi mengayuh becak biasa, sementara kebutuhan rumah tangga harus terus dipenuhi,” kata Matheus. Karena itu, pihaknya mendesak agar pemerintah bisa mengakomodir kepentingan para pemilik becak motor. Lewat wakil rakyat kami memohon segera merespon jeritan dari para abang becak bermotor.
Kemarin dalam aksinya Paguyuban Becak bermotor ke Dewan diterima oleh unsur Pimpinan Dewan dan beberapa anggota Dewan.
Menaggapi tuntutan para sopir becak bermotor Wakil Ketua DPRD Magetan Drs.Sofandi mengatakan segera akan menindaklanjuti permasalahan becak bermotor.”kami akan membuat kajian antara Ekskutif (Dinas Perhubungan),Dewan dan Paguyuban,”Ujar Sofandi.bahkan dewan mempunyai gagasan becak bermotor akan dijadikan salah satu angkutan wisata di Magetan.pernyataan Sofandi langsung di aplus oleh para sopir becak.
Nantinya para sopir becak ini bisa mengantar para turis keliling kota sambil mencari souvenir ataupun produk – produk unggulan yang ada di Magetan.
Setelah menerima penjelasan para sopir becak bermesin ini membubarkan diri dan kembali bekerja seperti biasa.(Rud)

Family & Friends of Magetan News Team