Selasa, 22 Juni 2010

HASIL PANEN MEROSOT PETANI TERANCAM MERUGI

Magetan, MN
Sebagai negara agraris Indonesia mayoritas penduduknya sebagai petani. Sebagai penghasil beras sebagai bahan pokok dalam kehidupan sehari-hari.Tetapi akhir-akhir ini seakan kehidupan petani selalu dirundung duka. Mulai sulit dan mahalnya harga pupuk, merosotnya hasil panen dan banyaknya hama yang menyerang.
Tak terkecuali petani di daerah Magetan. Musim panen sekarang ini banyak petani yang terancam rugi. Hal ini diakibatkan oleh merosotnya hasil panen ditambah anjloknya harga jual gabah. Suratno salah seorang petani di Nguntoronadi mengatakan turunnya hasil panen saat ini disebabkan tumbuhnya padi tidak sempurna karena cuaca tidak menentu serta curah hujan yang tinggi.Akibatnya bulir padi tidak bisa terisi dengan penuh dan berwarna kehitam-hitaman istilahnya dalam bahasa Jawa padi menjadi “gabug”. Selain itu daun padi juga cepat mengering sebelum padi tua.
Penurunan hasil panen mencapai 20-30% bahkan ada yang mencapai penurunan hampir 50%.Satu bidang sawah sekitar 100 are luasnya biasa menghasilkan sekitar 10-11 kwintal kini rata - rata hanya mendapatkan 6-8 kwintal. Itupun masih harus dipotong upah dari pekerja yang memetik padi.
Penderitaan petani semakin lengkap ketika harga gabah ikut-ikutan merosot. Saat ini harga gabah dari sawah sekitar 170-190 ribu per kwintal. Untuk gabah kering giling sekitar 270-290 ribu per kwintal.Padahal pada musim panen lalu pernah mencapai 345 ribu per kwintalnya. Kini mereka hanya bisa berharap pemerinyah segera turun tangan untuk segera mengatasi merosotnya harga gabah sehingga para petani tidak merugi terlalu banyak. Apalagi sebentar lagi juga memasuki musim tanam dan biayanya pun juga diambil dari hasil penjualan gabah tersebut. ”Kalau harga gabah tetap seperti ini,mana bisa mengerjakan sawah kembali” ujar Suratno pasrah.(Rudi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Family & Friends of Magetan News Team