Magetan, MN
Kesenian daerah yang semakin sedikit jumlahnya membuat prihatin para tokoh di kalangan seni dan kebudayaan di Magetan. Semakin lama jumlahnya tidak semakin berkembang bahkan semakin surut saja. Hal ini dimungkinkan sekali karena tergilas kebudayaan modern dari dalam dan luar negeri juga kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah.
Rudi Ardi salah satu ketua paguyuban karawitan Gono Laras Di Desa Nguntoronadi membenarkan jika minimnya perhatian dari permkab. Ini terbukti selama 4 tahun berdiri belum sekalipun ada pembinaan dari instansi terkait. Padahal setiap ada even di tingkat Kecamatan dan Kabupaten selalu diundang untuk mewakili kecamatan, seperti lomba ledug suro.
Dijelaskan grup karawitannya bahkan sudah diakui eksistensinya oleh pihak lain yang peduli. Lewat Radio Republik Indonesia (RRI) Madiun, telah dijadwalkan untuk mengadakan siaran langsung pagelaran karawitan terutama untuk ibu-ibu yang sudah sangat langka keberadaannya.
Beberapa kali telah menggelar siaran di RRI Madiun. Kini kerawitan yang berangkat dari nol alias semua perangkat gamelannya dari meminjam kini telah memiliki secara lengkap gamélan tersebut. ”Ini merupakan swadaya murni dari organisasi”, ujar Rudi. Selain anggota karawitan ibu-ibu dan bapak-bapak Gono Laras Desa Nguntoronadi juga mempunyai perkumpulan Reyog Ponorogo.
Keberhasilan ini berkat kemauan yang keras dari personilnya dan juga jadwal rutin dari latihan dengan mendatangkan pelatih yang mumpuni. (Tok).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar